Senin, 03 Desember 2007

Lanjutan

Peluncuran buku pertama di Blizt Megaplex, satu hari sebelumnya saya dibawa oleh EO ke lokasi. Kami membincangkan bagaimana letak susunan bangku dan bagaimana lay out ruangan.

Beberapa hari sebelumnya saya berpikir akan memakai pakaian daerah Minang, berupa baju kurung. Ternyata harga sewanya cukup mahal dan tidak ada waktu mencari baju ke toko. Sampai di gedung Blizt jam 11 pagi dan sponsor make up artist sudah hadir dan membawa baju kebaya.

Baju kebayanya agak kesempitan dan long torsonya juga sempit, akhirnya saya agak ‘risi’ juga. But the show must go on, sudah tidak ada waktu ganti baju lagi. Tapi saat ini baru terlintas kenapa tidak beli baju di mal bawah, mungkin ada baju yang cocok dan harganya tidak mahal.

Acara agak molor sebab menanti kedatangan pembicara Bapak Rosihan Anwar. Seharusnya acara sudah dimulai tepat jam 14.00. Buku yang saya nantikan hingga begadang ( jam 1.00 dini hari buku tercetak) di Ciracas ternyata banyak yang salah cetak. Gambar diagram buram dan ada beberapa kesalahan lainnya.

Suparno Pramudya: Manager BDD CV Restu Agung telah membantu semaksimal mungkin, bahkan ia pulang petang hari ke rumahnya naik bis dari Ciracas. Akibat langkahnya membawa kami ke percetakan, ia ditegur oleh pemilik penerbit Restu Agung; Albert David. Suparno Pramudya juga menjelaskan bahwa buku akan dicetak sebanyak 3000 ekslemplar dan sebelum kembali ke Yunani isi SPP ( Surat Perjanjian Penerbitan) yang sebelumnya ditulis 2000 diganti menjadi 3000 buku yang dibayarkan royaltinya.

Diputuskan agar buku tidak dijual, sebab saya ingat YLKI ( Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia). Jual produk harus yang baik dan tidak cacat. Namun akhirnya banyak peserta diskusi yang hadir mendesak agar mendapatkan bukunya. Walapun, sudah dijelaskan bahwa bukunya ada beberapa gambar yang buram.

Acara dibuka dengan menyanyikan bersama lagu Indonesia Raya dan langsung dapat dirijennya teman dari milis penulis bestseller; Mario Einstein. Semua peserta dan hadirin khusuk menyanyikan lagu kebangsaan.

Lalu diikuti pembacaan Sumpah Pemuda oleh Ramya Soekardi, seorang penulis cilik teman dari http://www.goodreads.com/. Ramya adalah cucu dari Bapak Asma Subrata; mantan Direktur TVRI.

Moderator Boby Lukman kurang persiapan sehingga ia tidak tahu nama lengkap pembicara. Hal ini mungkin akibat kesibukan kami dan fokus terpaku pada masalah buku yang sangat disesalkan tidak dapat dijual ketika launching di Blizt ketika itu. EO tampak kecewa, sebab pengunjung yang paling banyak datang adalah di Blizt. Ada 600 orang pengunjung yang datang.

Acara berlangsung lancar, Rosihan Anwar berkisah sejarah Sumpah Pemuda. Beliau juga menyindir mengenai pembangunan gedung raksasa yang banyak di Indonesia tetapi pemiliknya adalah orang asing.

Dikatakan juga oleh beliau, penulis buku tidak bisa mencukupi hidup. Beliau sudah menulis 40 buku lebih, dan kebanyakan rejekinya datang dari hasil menulis untuk media massa. Disarankannya penulis agar menulis artikel untuk koran, majalah dan tabloid sebagai tambahan penghasilan.

Amaliya Lerrigo pembicara dari Srikandi, tampil sangat anggun dan berwibawa. Banyak sekali info-info yang beliau paparkan dan berbagi ke hadirin yang datang ke Blizt pada hari itu.

Dari LBH APIK, Estu Fanani tampil sederhana dan khas ciri dari NGO. Banyak pertanyaan seputar hukum yang dilontarkan oleh hadirin, dan Estu dapat menjawabnya dengan lugas dan tangkas.

Ries Woodhouse tampil sederhana, tidak menampakkan bahwa ia seorang istri yang suaminya pernah memimpin UNICEF dan penerima Bintang Mahaputra dan Bintang Kehormatan dari Ratu Inggris. Figur yang ramah dan sangat peduli pada nasib para perempuan yang mempunyai pasangan orang asing.

Ries juga membantu saya melakukan perjalanan ke Sumatra Barat. Kami berdua sebagai pembicara di Fakultas Sastra Universitas Andalas Padang.

Beberapa pertanyaan dilontarkan oleh hadirin, antara lain mengenai……..

Acara di Blizt ternyata diliput oleh Detik.com dan inilah tulisan tersebut
http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/10/tgl/28/time/235831/idnews/845799/idkanal/10

Diliput oleh The Jakarta Post
http://www.thejakartapost.com/yesterdaydetail.asp?fileid=20071119.D07

Tidak ada komentar: