Rabu, 02 Desember 2009

Langka Yang Menolak Jabatan

Membaca beberapa artikel tentang Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Saya jadi tergerak untuk menulis kembali setelah larut dalam kesibukan panjang untuk menyelesaikan naskah buku terbaru. Ada yang menulis tentang Sri Mulyani menjadi ‘qurban’ dan banyak pendapat bahwa dia menjadi korban.

Jika saya boleh berpendapat. Sri Mulyani adalah sosok yang sangat ambisius. Dia menjadi dosen kami sekitar sebelas tahun lampau, pada saat perusahaan BUMN tempat saya bekerja dahulu mengirim kami beberapa bulan belajar di Lembaga Management FEUI Salemba. Wajahnya menarik, penampilannya juga menarik, cara bicaranya ketika mengajar penuh semangat dan tentu saja dia sangat cerdas.

Sayang kecerdasannya ini tidak diimbangi dengan sifat welas-asih atau kasih sayang. Karena sosoknya yang memang tampak penuh ambisi berhasil menempatkannya pada posisi menjadi pejabat penting di negeri tercinta Indonesia. Sebelum pengumuman kabinet SBY yang kedua kalinya, saya membaca di milis-milis bahwa Sri Mulyani akan dicalonkan kembali menjadi Menkeu. Jika saja dia punya rasa kasih sayang pada masyarakat dan negaranya, tentu dia akan menolak ketika diberi tugas dalam hal aliran dana untuk Bank Century dan segala tetek-bengeknya.

Skandal Century saat itu sudah merebak di masyarakat Indonesia, ketika masa jabatannya sebagai Menkeu hampir selesai. Sebagai menteri keuangan yang terlibat kasus tersebut, tentu dia paham betul seluk-beluk proses pengucuran dana ke bank yang bangkrut dan carut-marut itu. Sayang sekali ketika dia diminta kembali menjadi Menkeu, jabatan itu diterimanya. Dia tidak menolaknya.

Mungkin orang yang menolak ketika mendapat promosi jabatan hanya bisa kita lihat melalui film saja. Seperti film Hollywood lawas yang saya tonton di teve minggu kemarin. Kisah seorang angkatan laut Amerika yang menolak promosi jabatan pindah ke Washington. Dia memilih tetap pada jabatannya semula, tinggal di kotanya bersama istri dan anak-anaknya, karena di kota tersebut istrinya juga bekerja.

Jika nanti Panitia Angket Dana Century dapat menjalankan tugas mereka dengan benar dan bersih dari pengaruh mafia koruptor, maka Sri Mulyani juga harus dapat bertanggungjawab terhadap lebih 250 juta penduduk Indonesia. Toh saat dia dilantik sudah melakukan sumpah. Sumpah kepada Tuhan, tanah air dan bangsanya. Tindakan yang harus dipertanggungjawabkan dunia dan akhirat.

Kamis, 19 November 2009

No More Complaints


Bersyukur saya dapat menonton KICK ANDY kemarin melalui internet. Saya salut pada acara tersebut bisa menandingi acara Oprah, walau digelar secara sederhana dan tidak semewah Oprah yang kaya raya. Bahkan diakhir acara dapat membagikan hadiah.

Inti yang saya ambil dari acara tsb adalah apa yang ditampilkan oleh Kick Andy adalah tipe manusia Indonesia yang pantang menyerah, pejuang, tidak suka mengeluh. Bahkan orang-orang sederhana yang tidak suka pamer alias show off dan rendah hati. Pantas saja acara ini banyak digemari pemirsa. Andai saja para orang tua mewajibkan anak-anaknya menonton Kick Andy yang temanya sesuai dengan usia anak dan remaja, maka negeri ini tidak akan menumbuhkan generasi ala sinetron. Generasi sinetron yang cengeng, suka intrik, cemburu, iri hati dan dendam , pemalas dan suka pamer kekayaan orangtua.
Saya tidak tahu apakah ada acara ulangan untuk Kick Andy di teve. Akan lebih baik jika sebelum acara disiarkan sudah ditayangkan iklan tema apa yang akan ditampilkan oleh Kick Andy. Seperti iklan sinetron yang sering ditayangkan berulang-ulang di layar kaca, hingga menjadi brain wash anak-anak dan remaja Indonesia.

Agar tulisan ini tidak bersifat mengeluh, maka saya akan menulis mengenai rasa syukur bahwa masih ada yang peduli pada moral dan kelangsungan hidup bangsa kita. Saya bersyukur disamping munculnya film box office 2012 masih ada film Emak Ingin Naik Haji. Disamping semakin banyaknya korban akibat flu babi dan penyakit menular lainnya yang muncul di dunia ini, bangsa Indonesia di tanah air tercinta tidak terdengar ada kasus terkena flu babi.

Masih banyak rasa syukur yang faktanya saya bisa lihat sehari-hari dari Yunani. Misalnya saja bulan Nopember ini adalah musim panen zaitun, tentu tidak ada pohon zaitun di Indonesia. Tetapi di tanah air terdapat banyak sekali buah dan sayuran yang khasiatnya melebihi buah dan minyak zaitun. Memang diperlukan hal-hal kecil yang kita lihat sehari-hari agar setiap saat hidup ini selalu bersyukur dan bukannya mengeluh dan cemooh.

Sabtu, 07 November 2009

Kontra Vaksin Flu Babi

Pro dan kontra masalah vaksin tidak saja terjadi di negara sedang b erkembang dan maju. Timbulnya penyakit baru seperti flu babi dan flu burung sebelumnya cukup membuat was-was kita semua. Saya masih ingat ketika wabah flu burung menelan korban banyak jiwa orang Indonesia, para turis dari manca negara banyak yang ngeri datang ke Indonesia. Bahkan saya ketika itu meminta nasihat dokter di Yunani apakah aman jika bepergian pulang ke kampung halaman saya yang sedang mewabah flu burung. Dokter mengizinkan dan memberikan saya suntika vaksin flu biasa. Saya berangkat pulang ke Jakarta dan kembali ke Yunani dengan sehat wal’afiat.

Tahun 2009 ini dunia heboh dengan berjatuhannya korban flu babi di negara USA dan Mexico yang disebut-sebut sebagai asal-usul berkembang biaknya virus H1N1 (Flu babi). Merambah cepat hingga korban ribuan penderita di UK (Inggris). Di Yunani juga akhirnya ditemukan banyak korban penderita flu babi ini.

Ketakutan para ahli dan masyarakat akan merebaknya virus ini di musim dingin semakin terbukti. Jangankan sebelum munculnya virus flu babi, biasanya di musim dingin sudah menjadi langganan banyak anak-anak, remaja, orang dewasa hingga lansia yang terserang flu biasa. Tuhan juga adil, di musim dingin di negara Eropa musim buah, adalah buah jeruk yang banyak mengandung vitamin C selain buah kiwi.

Mengantisipasi semakin merebaknya flu babi yang dissebut oleh oleh media massa dan departemen kesehatan di Yunani, sebagai flu baru, pemerintah memberikan layanan vaksin flu babi secara gratis di rumah sakit untuk para balita dan lansia dimulai bulan Nopember 2009 ini. Namun tidak semua ahli kesehatan dan dokter yang setuju untuk memberikan vaksin flu babi untuk anak-anak dan orang dewasa yang sehat. Sebab ditemukan beberapa alasannya sebagai berikut:

A. Sejak munculnya vaksin Flu babi ini, WHO sendiri tidak memberikan jaminan 100% akan keamanan vaksin ini.

Para peneliti memperingatkan bahwa penggunaan berlebihan dari vaksin flu dan anti-flu Tamiflu dan obat-obatan seperti Relenza dapat menyebabkan tekanan genetik pada virus flu dan kemudian mereka lebih cenderung bermutasi menjadi strain yang lebih mematikan.
Kebanyakan influenza A musiman (H1N1) strain virus diuji dari Amerika Serikat dan negara-negara lain sekarang resisten terhadap Tamiflu (oseltamivir). Tamiflu telah menjadi obat yang hampir tidak berguna melawan flu musiman.
Para pejabat kesehatan masyarakat dan pemerintah di negara USA dan Eropa tidak memperkenalkan cara untuk memperkuat kekebalan tubuh terhadap flu. Seolah-olah tidak ada pilihan lain di luar vaksin dan obat anti-flu yang ditawarkan, walaupun ada bukti kuat bahwa vitamin C dan D mengaktifkan sistem kekebalan tubuh serta mineral selenium mencegah pemberukan virus dan menghindari tubuh dari penyakit.
B. Ditemukannya ada beberapa orang yang sehat, setelah diberikan vaksin flu babi, dia menjadi lumpuh. Oleh beberapa ahli disebut kasus ini hanya terjadi sedikit saja diantara ribuan orang yang telah diberikan vaksin.

Jika saya boleh berpendapat, vaksin itu ada yang bermanfaat dan juga ada yang bisa membawa mudarat. Saya sendiri memberikan vaksin teratur pada anak-anak saya sejak bayi hingga kini balita. Karena dokter anak di Yunani dan pemerintah menetapkan peraturan wajib vaksin bagi anak-anak. Bahkan anak yang masuk sekolah harus menunjukkan buku kesehatannya. Yang dilihat adalah daftar vaksin anak.

Sedangkan anjuran untuk melakukan vaksin flu biasa, sudah dilakukan jauh hari sebelum terjadi wabah flu babi terjadi di Yunani. Untuk vaksin flu babi, kami memutuskan untuk tidak diberikan pada anak-anak kami. Saya sendiri, sejak kecil tidak pernah disuntik vaksin. Seingat saya kedua orang tua saya memberikan kami banyak asupan buah-buahan yang sehat dan bebas bahan kimia. Karena masa kecil saya kami tinggal di daerah Merbau Labuhan Batu Sumatra Utara; yang banyak terdapat banyak kebun buah dan pohon yang hidup alamiah tanpa semprotan hama dan pupuk. Ketahanan tubuh dan kekebalan tubuh otomatis akan terbentuk dari asupan makanan dan aktifitas badan sehari-hari. Banyak bergerak dan olah raga serta menjaga kebersihan badan.

Semoga saja wabah flu babi di musim dingin ini tidak akan merebak hingga ke Megara tempat kami tinggal. Sebab di Athena sudah beberapa sekolah yang ditutup untuk mengurangi korban flu babi ini.

Rabu, 28 Oktober 2009

Satu Buku untuk Satu Tahun

Alhamdulillah sejak 2007 buku yang saya tulis terbit setiap tahunnya. Bak kata pepatah 'ala bisa karena biasa". Buku ketiga saya ini ditulis beramai-ramai. Buku yang ditulis beramai lebih enak dibaca ketimbang oleh seorang penulis. Saya bertekad untuk buku yang akan terbit tahun depan, insyaAllah saya bersolo karir menulis sendiri.

Mudahnya menulis sendiri adalah kalimat dan gaya bahasanya seragam dan punya ciri khas tertentu. Istilahnya made in, mirip baju yang dibuat oleh seorang perancang yang punya ciri khas tersendiri dan kelas tersendiri. Buku juga demikian, jika menulis buku isinya monoton dan kurang menarik pembaca tentu akan membuat kecewa pembelinya. Karena itulah saya menulis sambil membayangkan bagaimana respon pembaca saat membaca buku yang sedang saya tulis. Intinya saya menulis setiap kalimat agar pembaca tidak bosan, menarik dan membuat penasaran hingga ingin melalap habis setiap halaman hingga tamat.


Memang tak mudah menulis sesuai keinginan pembaca, untuk itu saya selalu berkaca pada diri sendiri. Apa yang saya sukai saya tulis dan gaya tulisan yang tidak saya sukai maka tidak akan saya tulis. Pengalaman hidup diri sendiri akan selalu menarik perhatian orang lain. Orang selalu ingin tahu tentang diri orang lain. Untuk itu saya selalu menulis berdasarkan pengalaman hidup saya sehari-hari. bahkan peristiwa kecil bisa menjadi kisah yang panjang dan menarik.

Seperti kisah di bawah ini misalnya:

28 Oktober di Indonesia diperingati sebagai hari sumpah pemuda. Sedangkan di Yunani diperingati sebagai hari nasional, hampir mirip perayaan hari Kemerdekaannya. 28 Oktober di Yunani adalah hari OXI artinya Hari TIDAK. Tidak maksudnya adalah perjuangan bangsa Yunani dengan berani mengatakan TIDAK pada pasukan Italia yang dipimpin oleh Mussolini yang ingin menjarah Yunani. Musslolini adalah pemimpin Italia yang berideologi fasisme.

Perayaan 28 Oktober di Yunani, ditandai dengan parelasi atau pawai oleh semua anak sekolah, dari anak-anak play grup hingga ke jenjang universitas. Juga polisi dan pasukan pemadam kebakaran dan setiap lembaga apa saja yang bersedia pawai meramaikan perayaan hari OXI ini.

Pawai sekolah selalu berurutan sesuai nomor sekolah, misal SD nomor 1 maka SD tersebut mendapat giliran lebih dahulu maju. Setiap pawai dikepalai oleh seorang anak yang membawa bendera Yunani. Memilih anak yang membawa bendera sudah ditetapkan secara nasional, bahwa anak yang mendapat nilai tertinggi dan duduk di kelas tertinggi dia yang akan membawa bendera.

Hingga menjadi suatu kebanggaan orang tua jika anaknya membawa bendera Yunani. Namun hal ini tidak berlaku untuk anak keturunan asing. Tahun 2006 terjadi protes besar-besaran akibat seorang murid keturunan Albania mendapat nilai tertinggi di kelas 6 SD dan dia dipilih membawa bendera Yunani. Sejak protes itu, maka tidak pernah lagi terjadi seorang anak keturunan asing mendapat nilai tertinggi.

Hal tersebut menimpa diri putri saya Aisyah. Aisyah selalu mendapat nilai 10 untuk setiap mata pelajaran dan ujian hasilnya 10. Semua orang tua pasti mengetahui hasil ujian sebab kertas ujian harus ditanda-tangani oleh orang tua dan dikembalikan ke guru. Aisyah cerdas alami, padahal dia tidak pernah saya kirim ke kursus atau les seperti anak-anak asli Yunani yang mengirim anak-anak mereka ke lembaga bimbingan belajar bahasa, matematika dll. Aisyah pintar karena dia anak yang punya gen MCV (baca buku Love and Shock). Anak hasil perkawinan antarbangsa punya kecerdasan diatas rata-rata.

Menghindari Aisyah yang bawa bendera Yunani, maka dua hari sebelum parelasi (pawai) Kiria Dora mengumumkan bahwa Thanasis-lah juara 1 di kelas 6 SD tersebut. Dan Aisyah juara 2, Katerina juara 3, Marillena juara 4 dstnya. Sebab 6 anak yang memimpin pawai, tiga di depan dan 3 di belakang, kemudian diikuti oleh anak-anak lainnya seluruh kelas dan kelas 5 serta 4.

Saya terima dengan senang hati, walau sempat saya tidak mengizinkan Aisyah ikut pawai berhubung saya tidak suka anak saya turut dalam keramaian dan pesta-pesta orang Yunani. Setelah Aisyah menerangkan bahwa dia wajib ikut sebab dia termasuk jajaran anak yang 6 maka mau tak mau saya harus mengizinkannya ikut pawai. Baju yang dipakai pawai adalah mirip seragam SMP yang dipakai pelajar Indonesia.

Saat detik-detik saya menunggu Aisyah melewati pawai, ada rasa haru dalam hati saya. Saya hampir sempat menangis karena haru. Dia berjalan di barisan terdepan di sebelah kanan Thanasis pembawa bendera. Adiknya si Abang yang tidak mau ikut pawai, memanggil nama Kakaknya "Aisyah! Aisyaaah!...."
Seketika Aisyah menoleh melihat kami hingga dia salah dalam melangkah. Si bungsu Hadi juga ikut pawai memakai baju kemeja putih, topi red barret dan dasi merah. Sayang kami tidak membeli dasi buat Hadi, dia pawai tanpa dasi.

Minggu, 06 September 2009

Nasib Nelayan Tradisional Yang Tak Menentu


Banyak kita sudah membaca kepahitan hidup nelayan Indonesia. Dari Sabang hingga Merauke nasib para nelayan tidak berubah. Jika saya boleh berpendapat profesi nelayan identik dengan kemiskinan absolut.

Di bawah ini saya kutip kisah seorang nelayan asal Aceh dari blog Masriadi Sambo.
DHEBIT Desliana, sibuk membenahi perahu miliknya di Desa Kampung Jawa, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Saban minggu, nelayan yang menggunakan ketek ini, terpaksa memperbaiki perahu miliknya.


Dia sudah mengusulkan bantuan pada Dinas Perikanan Kota Lhokseumawe, 28 November 2007 dengan nomor register proposal 250/01/KB/H65/2007. Awalnya, disebutkan akan mendapat bantuan tahun 2008. Namun, hingga kini bantuan itu tak kunjung datang.

Dalam salah satu berita di www.kabarindonesia.com pernah ditulis nasib nelayan Banten yang menunggu bantuan yang kabarnya akan diberikan oleh SET NET Jepang untuk mendongkrak hasil tangkapan nelayan. Namun hingga kini janji itu belum ditepati.

Kemudian saya kembali dikejutkan dengan rencana pengaplingan wilayah kelautan Indonesia. Seperti yang diberikan dalam Kompas online.

Terlepas apakah ini sudah dirancang jauh hari sebelum kemenangan Budiyono sebagai Wapres RI. Jelas rencana edan ini sangat-sangat Neolib. Nelayan tradisionil yang sudah terjerat rentenir, nelayan yang hanya melaut menggunakan kapal milik orang lain yang biasa disebut "Tuan Kapal". Nelayan tradisionil yang hanya menggunakan ketek dan perahu sederhana meyabung nyawa demi memenuhi kebutuhan keluarganya, akan semakin terpinggirkan oleh Pengaplingan Laut ini.

Bisa dibayangkan bagaimana semakin terpuruknya kehidupan nelayan, jika mereka baru saja melepas jala harus diusir dan bahkan kemungkinan ditangkap oleh patroli. Sebab belum mendapatkan hasil tangkapan, akibat menggunakan peralatan yang sederhana. Jika dibandingkan dengan pengusaha Jepang, Korea dan pengusaha Indonesia dll yang akan mendapat HPL (Hak Penggunaan Laut).

Semoga saja para wakil rakyat dan pemimpin negeri ini menyadari dosa dan kesalahan mereka. Sebelum membuat dosa lebih banyak lagi terhadap bangsa, rakyat dan negara tercinta Indonesia.



Pengaplingan Laut Mulai 2010

Hak Nelayan Tradisional Terancam

Sabtu, 8 Agustus 2009 | 03:59 WIB



Jakarta, Kompas - Pemerintah berencana melakukan pembagian zona
perairan mulai tahun 2010. Membagi perairan menjadi kapling-kapling itu
menjadi landasan untuk pemberlakuan hak pengusahaan perairan pesisir,
serta kluster perikanan tangkap.



Sekretaris Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil
(KP3K) Departemen Kelautan dan Perikanan Sudirman Saad, Jumat (7/8) di
Jakarta, mengemukakan, pihaknya akan memfasilitasi 20 kabupaten/kota
untuk menyusun rencana pembagian zona perairan mulai tahun 2010.
β€Zonasi perairan menjamin adanya perencanaan dalam pemanfaatan
perairan, selain memberi kepastian bagi pelaku usaha, termasuk nelayan
tradisional,β€ ujar Sudirman.



Menanggapi rencana itu, perwakilan masyarakat hukum adat, nelayan
tradisional, masyarakat pesisir, dan perempuan nelayan menandatangani
deklarasi β€Pernyataan Lombokβ€ 5 Agustus, yang menuntut rencana
pemberlakuan hak pengusahaan perairan pesisir (HP3) dan kluster
perikanan tangkap dihentikan. Hal itu dinilai akan menciptakan
privatisasi, monopoli, dan liberalisasi sumber daya kelautan dan
pesisir.
Mereka yang menandatangani deklarasi, antara lain, adalah Koalisi
Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA), Komite Pengelolaan Perikanan
Laut Lombok Timur, Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), dan
Serikat Nelayan Indonesia.



Menurut Sudirman, pembagian zona perairan ditetapkan melalui peraturan
daerah guna mendorong transparansi dan akuntabilitas publik. Penetapan
pembagian zona wajib mengakomodasi kepentingan pelaku usaha, nelayan
tradisional dan masyarakat pesisir.



Dengan pembagian zona itu, wilayah laut dibagi menjadi empat bagian,
yakni kawasan pemanfaatan umum, kawasan konservasi, kawasan nasional
strategis tertentu, dan alur pelayaran.



Penetapan pembagian zona perairan juga menjadi landasan bagi
pembentukan kluster usaha perikanan tangkap dalam alur perairan hingga
sepanjang 12 mil. Kluster usaha perikanan tangkap akan diterapkan tahun
2010 dengan uji coba di Laut Arafura dan Laut China Selatan.

Kluster itu memberikan hak eksklusif kepada pihak-pihak tertentu untuk
memanfaatkan sumber daya ikan di perairan.



Menurut Koordinator KIARA Abdul Halim, pembentukan HP3 dan kluster
perikanan tangkap bukti bahwa pengelolaan perairan hanya dipandang
sebagai ruang untuk mencari nafkah. Namun, mengabaikan laut sebagai
identitas budaya bangsa dan jalan hidup masyarakat adat dan pesisir
secara turun-temurun.



β€Tidak ada jaminan bahwa kepentingan masyarakat adat dan nelayan tradisional
akan diprioritaskan,β€ ujar Halim. (LKT)

Kamis, 06 Agustus 2009

A Chapter That Was Painful to Read

Wed, 05 August 2009
Jihad el-Khazen
What is in common between the two books “Kill Khalid” and “Zionism, the real enemy of the Jews”?

Of course, there is the obvious political common feature of being related to the Palestinian-Israeli conflict. However, what quickly caught my attention in the two books was this: while I was reading an article written by Alan Hart - the author of the second book - in which he complains about not being able to publish his book in the United States, I received a letter from Brother Naim Atallah, the chairman of Quartet Books (publisher of the book about the assassination attempt against Khalid Mishal). In the letter, Mr. Atallah similarly complained about how the British media ignored the book, with the latter only receiving two reviews in the British Press (Al-Hayat in London, however, dedicated a decent space for a review of the book, written by colleague Susannah Tarbush.)

I would like to extend my gratitude to Brother Naim for informing me about this issue. In fact, I had been noticed of the book’s release, but did not order it, believing that there would be nothing in it I do not already know about the assassination attempt against Abu al-Walid, or about Hamas, its roots and its policies. Actually, I meet with the head of Hamas’s Political Bureau quite often, and he is not stingy with the information that he gives me.

Kill Khalid was written by Paul McGeogh, a prominent Australian journalist and a genuine award-winning expert on the Middle East, and particularly the Palestinian issue.

I want to admit here that the book has in fact enriched my knowledge about the subject, which means that the non-specialized reader will benefit even more.

On 25/9/1997, Mr. Khalid Mishal suffered an assassination attempt, through the use of chemical toxins, as he was entering his office in Amman. The chapter narrating the attempt reads more like a mystery novel, with Abu Saif, Abu al-Walid’s bodyguard, chasing two Israeli spies, and then engaging in hand combat with one then the other. He was then joined by Saad Naeem al-Khatib, an officer in the liberation army, who witnessed the chase and eventually managed to capture the Mossad agents.

We all know that following these events, King Hussein threatened to execute the Israeli spies if Netanyahu’s government did not send the antidote. The book explains the mediation role played by the Americans in this issue, and how the Israelis relented in the end, and Abu al-Walid survived. Nonetheless, the book includes very precise details, and I consider it to be a historical reference in its subject matter, since it is documented and corroborated by parties directly involved in the attempt.

On the other hand, there was a chapter in the book that was painful to read, concerning the conflict between Hamas and Fatah in the Gaza Strip, which ended with Hamas taking control of the sector in June 2007. In the book, the author takes Hamas’s side, and reveals that Fatah received four or five arm shipments on the eve of the confrontation. He also revealed that the Americans were siding with Fatah, since it was to them the sole recognized and legitimate authority, according to Keith Dayton’s testimony before the Committee on the Middle East and South Asia - a subcommittee of the US House of Representatives Committee on Foreign Affairs.

Meanwhile, the details of the fighting recounted in the book include names and precise locations, especially about the sombre day of the 6th of October, when tens of Palestinians were killed at the hands of their brethren. If there is anything worth noting here, it would be the absence of Mohammed Dahlan from the Gaza Strip, and his ineffectiveness in the battles evident from the fighting. In this vein, McGeogh mentions that in the end, Hamas issued a general pardon, but it was one that excluded Mohammed Dahlan. This corroborates what I had heard from Brother Khalid Mishal and Dr. Ramadan Shallah, and the other leaders of Hamas and Islamic Jihad, that there is “bad blood between us” [i.e. Hamas and Dahlan]

As for Alan Hart, the author of the above mentioned book on Zionism, he is a Briton, and is one of the highest calibre experts on the Middle East. He was the correspondent of the BBC and the ITN television in the region, and his sources of information are innumerable and unparalleled. Two volumes of his book on his Zionism have already been published, while the third is already in the works.

In the book, Hart makes the distinction between Zionism as a Jewish identity or political Zionism on one hand, and religious Zionism on the other. Hart says that the tragic irony is that half a century after the Holocaust, anti-Semitism is now on the rise in Europe and America, and that the reason behind is the actions of Israel, the daughter of political Zionism, and the place of residence of a minority of the Jews of the world. Furthermore, the author considers political Zionism to be a colonial project, while he believes that by its abuse of the Palestinians, Israel is actually fuelling anti-Semitism around the world.

Hart did not find a publishing house that would publish his book, and thus founded his own in Britain to publish it. In fact, he mentioned two reasons why this happened despite his professional reputation: the first reason was the publishers’ fear of reprisal by the Zionists, and possibly losing advertisements and endorsements, while the second reason was that Hart’s peer journalists did not want to be accused of anti-Semitism, should they express views in favour of the book.

Personally, I found useful information in every single page of the book, such as the author’s narration of how Abraham Feinberg, the father of the Israeli nuclear bomb, financed Lyndon Johnson’s campaign in the elections. It should be mentioned here that I had written in this column once about the story of Lyndon Johnson’s Jewish mistress, Mathilde Krim, in the White House, on the day the 1967 war started.

The whole book is worth reading, as it is a sea of precious information. Chapter 41 for instance, is rich with details about the conspiring of Ariel Sharon, the ignorance of George W. Bush, the story of the reoccupation of Palestinian cities, and how the attempt to topple Abu Ammar took place, in addition to details about Abu Mazen’s ascent to the post of prime minister in the summer of 2003. Nevertheless, I want to say that the latter did not forfeit any Palestinian rights, nor did he ever compromise.

In any case, I believe that the history of conspiracy, terrorism and extremism is repeating itself today with Benjamin Netanyahu and his gang. Most likely, we will not learn the lessons of the recent past in order to deal with the present.

I shall continue tomorrow

Sabtu, 25 Juli 2009

Semakin Aku Bersyukur


Sudah lama blog ini tidak di up-date. Karena keasyikan menulis note di FB. Hingga blog indah ini yang membawa sejarah perjalanan diri ini menjadi penulis sempat terabaikan.

Sabtu 25 Juli 2009 beberapa menit lagi akan berubah menjadi tanggal 26 Juli 2009. Hari ini pengalaman hidup saya bertambah lagi. Sejak pagi suami sudah pergi menyelesaikan pesanan pelanggan. Walau Sabtu kantornya libur, dia tidak libur tetapi tetap bekerja sampingan untuk mencukupi kebutuhan hidup kami. Saya dan si bungsu Hadi mendatanginya ke tempat dia bekerja memotong besi-besi untuk dijadikan nama toko dari pelanggannya.

Benar-benar pekerjaan yang berat, menggunakan alat pemotong besi yang menimbulkan percikan api. Tinggi tiang penyangga besi yang beratnya hampir 150 kg. Kerja keras yang sesuai dengan imbalan jasanya. Harga orderan senilai 2000 euro.

Hanya beberapa menit saja kami melihat Baba bekerja. Saya dan Hadi lalu belanja ke supermarket. Hadi ingin jagung bakar. Saya melihat harga jagung di supermarket 3 buah 1 euro 80 cent. Sedangkan jagung bakar yang dijual oleh pedagang di pinggir jalan satu buah 2 euro hingga 2 euro 50 cent. Saya meras bersyukur dapat diberi kesempatan membuat jagung bakar sendiri.

Sambil membakar jagung di dapur saya mulai menghubungi teman di FB untuk membantu menyumbang kisah seputar pasangan yang bercerai. Setelah naskah buku Bahaya Alkohol dan Cara Mengatasi Kecanduannya akan diterbitkan oleh Elex Media Gramedia, maka kali ini saya sangat tertarik untuk menulis buku CERAI. Saya suka menulis buku yang masih jarang dipasaran di Indonesia. Kalau buku tentang poligami sudah banyak beredar.

Seorang teman yang suaminya warga Pakistan dengan cepat merespon saya, dia memberikan jawaban atas permintaan sebuah kisah tentang cerai. Saya langsung baca kisahnya, dan jiwa ini serasa bergetar (mirip lag Ebiet G Ade). Kisahnya sungguh mengejutkan. Hal yang tidak pernah saya bayangkan ternyata terjadi di dunia ini.

Saya langsung tersadar dan mengucapkan "Alhamdulillah" atas segala kasih sayangNya pada diri hamba ini. Saya merasa menjadi seorang mahluk yang sangat bahagia dan beruntung. Bahwa hidup saya selalu diberi kemudahan oleh Allah SWT. Terasa semua waktu yang saya lalui penuh dengan anugrah dan kasih sayangNya.

Saya juga chatting dengan teman alumni yang ternyata walaupun sudah bekeluarga dan sebagai kepala keluarga dia masih berstatus pengangguran. Istrinya yang bekerja untuk membiayai hidup anak-anak mereka. Kalau teman yang sukses dan terkenal pasti sulit untuk diajak bicara chatting, karena biasanya mereka orang-orang yang sibuk.

Kembali lagi saya berucap "Alhamdulillah", saya bersyukur walau pun tinggal di negeri orang, namun masih tetap dapat bekerja sebagai ibu rumah tangga yang menghidangkan makanan untuk keluarga. Saya bersyukur disaat sedang ada waktu dapat menulis dan menjadi sebuah buku. Buku yang akan jadi warisan bagi ketiga anak-anak saya kelak jika saya sudah wafat.

Hidup ini indah dan hati riang jika kita dapat meihat kebawah, menundukkan mata dan menajamkan mata bathin kita. Saya selalu ingat pepatah Betawi yang mengatakan "Kalau melihat jangan ke atas nanti kelilipan." Artinya jika hidup ini ingin bahagia dan tenang selalu lah bersyukur, melihatlah ke bawah , kepada mereka yang berada dalam kesusahan, melihat kepada kemiskinan. Pepatah ini bukan mengajarkan kita untuk hidup nrimo. Bukan mengajarkan untuk menjadi pesimis. Justru pepatah ini mengajarkan kita akan selalu bersyukur. Bukankah sesuai Hadist bahwa Jika kamu bersyukur maka akan Aku tambah (rejeki).

Rejeki memang tidak berpintu, dan datangnya sesuai takdir dan izin Allah SWT. Agar rejeki, kesenangan, ketenagan jiwa, kedamaian datang selalu di lubuk hati, saya selalu mengucapkan zikir di waktu senggang, di waktu dalam kendaraan, di semua waktu yang kosong. Agar waktu itu tidak hampa, tetapi penuh makna dan rasa terima kasih pada Nya.

Megara, 11.38 pm

Selasa, 30 Juni 2009

Batavian Intermezzo

“Mak napa yak telapak tangan kanan Mila gatel melulu?”

“EEhh biarin ajee tuh tangan lu yang udeh kapalan gatel, jangan digaruk Mile! Elu bakalan dapet duit tau!”

Demikian percapakan antara Mpok Uun dengan putrinya yang bernama Jamila berusia 30 tahun - pagi hari itu yang terdengar di telinga saya.



Mpok Uun seorang janda asal daerah Gang Buaya, Jakarta Pusat. Dia menjadi saksi saat kuburan karet bivak digusur dan dibangun menjadi apartemen mewah. Dia mendapat ganti rugi ketika tanahnya dibeli dengan ganti rugi per meter satu juta.



“Aye pan waktu entu kagak bise Neng nolak ganti rugi,” Mpok Uun mulai bercerita sambil meladeni pembeli yang baru datang ke warung nasi ulamnya.

“Emang nape Pok, kok mau aje disuruh pindah dari rumah warisan, lagian kemane-mane dari Gang Buaya kan deket?” Saya bertanya sambil memesan nasi ulam pakai lalap dan sambel pedes.



“Eh Eneng kayak enggak tau ajee yee, zaman ntuh pan katenye anak Presiden yang naksir tanah kite. Mane ade yang berani lawan. Semue pade nurut deh tuh yee. Lagian pan lumayan duit zaman segitu banyak, makanye aye bisa naik haji ndulu.” Sambil senyum Mpok Uun terlihat bahagia kalau dia sudah bergelar haji.

Logat Betawi Karetnya masih kental dengan ciri khas selalu eee di belakang setiap kata. Berbeda dengan Jamila yang dibesarkan di daerah Meruya, logat anak dara itu berbeda dengan emaknya.



“Nih anak aye si Mile, udeh jadi orang Meruya deh die. Dengerin aje kalau die ngomong. Jauuh deh bede ame kite nih yee Betawi dari Pusat,” tuturnya sambil menyodorkan dendeng paru yang saya minta.



“Iih Emak ada-ada aja yak. Emak tuh yang beda ngomongnya sama orang sini. Zaman sekarang ya Mak, kagak ada lagi dah Betawi Pusat sama Betawi Pinggiran. Semua Betawi semua udah pada ke pinggiran, tersingkir Mak.” Jamila bicara sambil mencuci piring kotor bekas para pelanggan yang datang pagi itu makan nasi uduk, nasi ulam dan dendeng Mpok Uun yang terkenal gurih dan lezat.

“Ude deh yee jangan sok tahu deh lu anak kemaren aje. Masing banyak tau orang Betawi noh di Kemayoran, di Cikini, di Nabang, di Kebon Sirih.”



“Yah Mak, dah susah Mak cari orang Betawi asli disana yak. Pendatang Mak, banyak yang ngaku-ngaku orang asli Jakarta , biar dibilang Betawi.”



“Ape buktinye?” Tanya Mpok Uun penasaran lagi.



“Buktinya yak yang jual kerak telor keliling sekarang tuh si Mas dari Wonogiri. Mila pernah nih ajak omong, ngetest Mak. Tanya sama si Abang kang jualan kerak telor, Apaan sih warna gohok Bang? Dia kagak tau dah gohok apaan. Busyet dah!”



“He he he, hhi bisa aje lu yee Mile”



Kedua anak beranak itu tertawa. Saya yang sudah melahap nasi ulam dengan lalapan dan dendeng paru ikut tersenyum mendengar percakapan keduanya. Sambil berdiri, saya tanya berapa harga makanan dan minuman yang harus saya bayar. Setelah membayar, kemudian saya berikan uang kembalian untuk si Mila.



“Nah tuh kan apaan Mak bilang, dapet deh lu duit.” Sambil lalu saya hanya bisa senyum dan berharap akan kembali lagi ke warung itu suatu saat.




Kamis, 04 Juni 2009

Spiritual Intellegence

Senin pagi kemarin saya melakukan perjalanan ke Athena dan sekitarnya. Naik KA cepat penuh sesak dengan turis dari berbagai negara. Bisa jadi turis suka ke Yunani sebab negara ini sejak zaman beheula hingga masuk abad 20 tetap saja tampilan kuno dan bersahaja. Walaupun harga makanan dan minuman melambung - turis ke Yunani tetap ramai. Kemarin di teve heboh soal harga Greek salad yang dijual ke turis seharga 12 euro, padahal harga normal hanya 5 euro. Hmm begitulah setiap tahun pasti ada kabar tentang turis yang complain.

Bekal perjalanan selalu sebuah buku untuk bacaan dalam Metro. Mau bawa bekal makanan dan minuman tidak mungkin. Karena di semua stasiun kereta api dilarang makan dan minum, apalagi merokok. Tidak heran jika kondisi tempat umum di Yunani bersih dan tidak ada satu sampahpun terlihat. Melihat pemandangan melalui kaca kereta api cepat sudah ratusan kali dan panorama yang tampak masih belum berubah. Saya memilih buku yang kecil agar muat dimasukkan dalam tas bahu yang mungil. Entah sudah berapa kali saya baca The Power of Spritual Intellligence; Tony Buzan.

Yang menarik dalam buku tersebut adalah bagian yang menulis tentang value atau nilai. Ingatan saya kembali ke dua puluh tiga tahun silam ketika diberi mata kuliah pengantar sosiologi – termasuk topik bahasan tentang nilai.

Jika berbicara tentang nilai spiritual tentu saja yang muncul adalah kejujuran, kebenaran, keberanian, kesederhanaan, kasih sayang, kerjasama, kebebasan, damai, cinta, pengertian, sedekah, tanggungjawab, toleransi, integritas, kemurnian, kesatuan, bersyukur, humor, persisten, sabar, adil, kesetaraan dan harmoni.

Nilai sebagai standar moral dan perilaku individu dimana pun dia berada. Individu sebagai manusia yang terbentuk dari susunan 200 tulang-belulang. Yang punya jantung berdetak memompa darah sebanyak 36 juta kali setiap tahunnya selama dia hidup. Mahluk unik yang memiliki milyun sel otak yang setara dengan 167 kali dari jumlah populasi bumi.

Dengan keunikannya tersebut manusia punya kemampuan yang tak terbatas untuk mengeksplorasi bumi. Bumi sebagai planet yang juga paling unik dan indah. Bumi dianggap sebagian besar otak manusia sebagai surga. Hingga muncullah individu yang atheis dan jauh dari konsep spiritual. Spiritus berasal dari bahasa Latin yang artinya nafas. Bisa dihubungkan juga dengan spirtus jenis alkohol untuk menyalakan lampu petromak (he he he).

Sepuluh tahun lalu saat saya masih bekerja di Jakarta terlibat percakapan dengan seorang pejabat di kantor imigrasi Jakarta Selatan. Ngalor-ngidul mempersoalkan masalah izin tinggal anak asing yang menetap di Jakarta, percakapan kami sampai pada masalah universal.

Pejabat tersebut sempat membuat saya kaget dengan pernyataannya “Saya sering berpikir, bahwa sebenarnya yang dimaksud surga itu adalah dunia ini. Ya di dunia inilah sebenarnya surga. Coba anda pikirkan di dunia tersedia berbagai macam jenis makanan lezat, minuman lezat dan keindahan serta kenyamanan. Tidak ada planet lain yang punya isi seperti bumi. Jika disebut ada surga di akhirat nanti, maka saya tidak bisa membayangkannya. dst….”

Saya tidak menjawab pernyataan, saya tidak mendebatnya dan tidak memberi komentar apapun. Saya cukup sebagai pendengar saja. Hingga saya memutuskan untuk tidak meneruskan mengurus izin tinggal anak saya. Saya hanya berpikir bahwa begitu mudahnya Allah SWT membuat seseorang disesatkan dan mudah juga bagi-Nya memberi petunjuk bagi yang dikehendaki-Nya.


Kembali berbicara masalah nilai yang berhubungan dengan moral. Astronot wanita pertama yang menjelajah angkasa asal Rusia; DR Valentina Tereshkova yang melakukan 48 kali orbit keliling bumi pada 16 Juni 1963. Sepulangnya dari jelajah angkasa dia berkata “Masalah besar manusia adalah polusi, lingkungan, melindungi bumi dari kerusakan. Juga kesehatan spiritual anak-anak kita. Bagaimana orangtua membimbing anak agar punya moral iba dan rasa belas kasih.”

Bersambung..


Masalah belas kasih dan perasaan iba sama halnya dengan perasaan bahagia, menurut para ahli ada hubungannya dengan faktor keturunan atau gen. Banyak contoh di dunia ini yang bisa dibuat sebagai teladan. Ayah saya pernah memberi nasi kapau bungkus bagiannya kepada kami anak-anaknya, sebab nasi yang dibelinya lezat sekali kami minta tambah. Walau setiap anak sudah mendapat masing-masing bagiannya, kasih sayang ayah melebihi rasa laparnya. Hal yang sama saya lakukan untuk anak-anak saya. Saya juga memberikan bagian saya jika anak-anak meminta tambah hidangan yang tersedia sudah habis.


Rasa kasihan, iba, adil, jujur dan nilai yang saya sebut diatas tadi ternyata semakin memudar dalam kehidupan masyarakat di mana saja. Saya membaca beberapa posting di milis-milis baik dalam maupun luar negeri. Milis dalam negeri sendiri yang sering menampilkan perasaan tidak toleransi. Sebuah milis agama memposting topik yang penuh kebencian terhadap suatu kelompok. Hujatan terhadap pengikut manhaj yang lain dan merasa manhajnya sendiri yang paling benar. Sebaliknya saya membaca milis luar negeri - manhaj sama dengan yang saya pilih di Indonesia, isi postingannya berbeda sekali. Hampir tidak pernah ada anggotanya yang menulis postingan isinya marah, mencela ataupun membicarakan keburukan kelompok lainnya. Rasulullah saw bersabda, “Memaki-maki orang muslim adalah fasik (dosa), dan memeranginya adalah kufur (keluar dari Islam).” (HR Bukhari)



Jika saya boleh berpendapat bahwa kelompok-kelompok keagamaan di Indonesia sudah mulai lupa pada inti sebenarnya nilai spiritualnya. Kebencian dan kemarahan merupakan dua sifat yang saling terikat. Hingga disebutkan dalam hadist bahwa perang terbesar adalah melawan hawa nafsu. “Orang yang kuat tidaklah yang kuat dalam bergulat, namun mereka yang bisa mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Malik).

Hawa nafsu dan penyakit hati selalu bergumul setiap hari menyerang setiap manusia dan fitrahnya sebagai pemimpin alias khalifah di dunia ini. Misalnya saja sifat iri. Jangankan iri yang timbul ditujukan untuk individu lain, bahkan antara suami dan istri pun sangat sering timbul rasa iri satu-sama lainnya. Penyakit hati ini yang menyebabkan banyak manusia merasa hidupnya tidak bahagia. Padahal bahagia itu sangat mudah. Lenyapkan rasa iri dari hati dan pikiran Anda, kemudian timbulkan rasa bersyukur dengan apa yang telah Anda miliki dan yang sedang Anda idamkan. Yakin bahwa apa yang Anda idamkan akan terwujud.

Namun ada satu hal yang perlu Anda ingat, bahwa iri dan keadilan sangat tipis perbedaannya. Banyak individu yang memperjuangkan keadilan, bukan berarti mereka iri akan tetapi mereka berjuang menentang kezaliman, ketamakan dan sifat semena-mena. Sebab hanya syaitan saja yang membisikkan pikiran jahat pada manusia dan sudah digariskan oleh Allah SWT bahwa manusia di dunia ini akan menjadi musuh pada sebagian yang lain (Al A’raaf 20-24).

Kemarin saya mendengar kisah seorang istri melalui radio. Seorang wanita Yunani yang kaget karena menjumpai fakta bahwa suaminya yang sudah cukup umur selingkuh dengan wanita yang jauh lebih muda darinya. Mungkin untuk mengusir gundahnya, istri tersebut pergi ke Swiss jalan-jalan. Setibanya di Swiss, dia tiba-tiba tertarik untuk melakukan operasi plastik, lifting (pengencangan kulit). Bukan hanya operasi plastik wajah saja, tetapi dia juga melakukan operasi dada dan anggota tubuh lainnya. Kemudian dia belanja berbagai baju keluaran designer terkenal. Hingga dia menghabiskan uang sejumlah 550.000 euro.

Sepulangnya dia di Yunani, suaminya juga kaget sebab mendapati tagihan bank yang sangat besar. Sebab istrinya menggunakan kredit card, cek dan semua pembayaran atas nama suaminya. Akibat kegundahan istri yang mengetahui suami nyeleweng, dia melarikan diri dengan jalan shopping dan traveling. Bukannya mengatasi masalah malah timbul masalah baru dalam perkawinan mereka. Suami berubah menjadi musuh bagi istrinya melalui pengadilan.

Di lain pihak, Madonna yang sudah berusia setengah abad lebih. Dia bosan pada suaminya- bercerai dan tertarik untuk menikahi anak muda usia 20 tahun seorang model. Jesus Luz yang beda usia 23 tahun dari Madonna diajak oleh penyanyi terkenal dan tajir tersebut untuk menjadi pengikut Kaballah. Nilai spiritualnya tetap dijaganya walaupun persepsi dunia tindakan Madonna tersebut ‘rese’ atau risih. Karena biasanya selebritis kakek-kakek yang berhubungan dengan remaja gadis belasan tahun (terlepas dari sebutan pedofile).

Di belahan dunia lain, seorang Ibu yang sudah belasan tahun menikah mengetahui suaminya memang hobi selingkuh. Sejak awal suami mulai bekerja sebagai pegawai negeri hingga kini mendapat jabatan yang tinggi dan fasilitas tunjangannya yang sudah melebihi dari kebutuhan mereka. Si Ibu ini tidak stress dan bingung ataupun kaget ketika mengetahui kebohongan-kebohongan suaminya yang sudah ratusan kali punya cem-ceman. Ibu tersebut tidak lantas kalang kabut minta cerai, atau mendamprat wanita idaman lain suaminya. Dia pergi ke ahli agama, mengikuti pengajian, mengurusi anak yatim, mengikuti kegiatan charity dan banyak kegiatan yang berhubungan dengan kemanusiaan. Hingga akhirnya, doa Ibu tersebut dikabulkan. Suaminya mengaku salah dan bertobat tidak selingkuh lagi. Sebab pada akhirnya suaminya sadar bahwa semua cem-cemannya hanya mencari materi dan numpang nebeng kemudahan hidup darinya.

Menjaga kesehatan spiritual anak-anak adalah dengan jalan mencontohkannya dalam tindakan sehari-hari. Tidak mungkin seorang anak akan rajin mengaji jika ayahnya sibuk di kantor dan meeting. Tidak mungkin seorang anak akan khusuk sholatnya jika Ibunya sibuk meng-update status di facebook dan anaknya disuruh sholat sendirian. Hidup ini mudah dan indah jika saja semua berpegang pada ajaran agama dan nilai spiritual yang dijaga melalui membaca kitab suci masing-masing agama. Bukan melarikan diri ke mall, curhat sama teman membuka aib suami dan keluarga sendiri atau bahkan plesiran ke luar negeri menghamburkan uang. Bahwa siapa saja yang mengadakan perbaikan dijamin pasti bahagia. Bukan membuat kerusakan.


Mengajarkan anak berdoa sejak kecil juga merupakan penanaman nilai spiritual. Pengalaman saya sejak kecil, setiap saya menginginkan sesuatu selalu tercapai. Walau harus menunggu beberapa waktu, bahkan hingga puluhan tahun. Alhamdulillah tidak ada doa-doa saya yang tidak dikabulkan oleh Allah SWT. Sebab jika belum dikabulkan artinya Tuhan menginginkan saya agar terus berdoa supaya suatu waktu terkabul. Sehingga mengucapkan doa dengan lisan dan hati tidak harus bosan dengan doa yang sama dan yang itu-itu juga. Karena sifat bosan juga termasuk penyakit hati ( he he he makanya jangan sampai bosan sama istri atau suami). Selain itu doa yang saya minta tidak doa yang aneh-aneh, saya meminta hal-hal yang wajar dan untuk kebaikan dunia dan akhirat keluarga.

Mengucapkan salam ketika bertemu dan masuk rumah atau keluar rumah cukup mudah ditanamkan pada anak. Mengutip ayat di surah Al Araaf bahwa ucapan salamun alaikum adalah ucapan untuk penghuni surga. Maka anak-anak dengan senang hati mengucapkannya setiap hari. Setiap saya bertemu atau berbincang melalui telepon dengan Ustad asal Lebanon, beliau selalu menekankan bahwa saya harus banyak waktu untuk anak-anak. Bahkan diingatkan agar saya jangan menulis melulu. Si bungsu sudah bisa protes kalau saya minum tidak habis di gelas, maka dia mengingatkan saya harus menghabiskannya agar tidak mubazir. Tentu saja hal ini membuat saya senyum sendiri, sebab ketika berada di Yogya- jika bertamu minuman yang dihidangkan di gelas tidak harus dihabiskan semuanya.

Bersambung…

Kamis, 16 April 2009

Indonesian teve programme need improvement

Food is a central activity of mankind and one of the single most significant trademarks of a culture.”
Mark Kurlansky, 'Choice Cuts' (2002)

Pagi itu enam bulan yang lalu, disaat saya sedang menikmati sarapan pagi. Saya ingin menyantap potongan buah pepaya jingga dan meneguk perasan jeruk manis segar sambil menonton televisi. Saya menekan tombol-tombol remote control mencari siaran kuliner. Seluruh stasiun tidak ada yang menyiarkan acara masak-memasak. Dahulu saya sering melihat wajah Rudy Choiruddin, Sisca Utomo di layar kaca. Namun Nopember 2008 ketika saya pulang ke tanah air, sangat sulit mencari siaran yang berhubungan dengan kuliner.

Pagi ini saya membuka Facebook, seorang teman pembawa acara siaran Kouzina tis Mamas ( Dapur Ibu) dari Alpha teve sedang shooting di Australia. Saya tidak kaget jika sebuah saluran teve memilih shooting acara memasak hingga ke luar Yunani. Karena siaran kuliner di Yunani merupakan program yang diminati dan setiap stasiun televisi saling berlomba merebut jumlah pemirsa yang paling banyak. Di Yunani setiap hari diadakan polling untuk acara yang paling diminati.

Ada puluhan saluran televisi swasta di Yunani, setiap pagi antara jam 9 hingga 12 siang menampilkan program berisi acara masak-memasak. Hingga saya kadang kerepotan memilih saluran yang yang harus ditonton, akibat semua saluran menampilkan resep dan tips memasak yang sangat menarik. Iklan pendukung acara juga berlomba tampil dengan berbagai produk rumah tangga, seperti pakaian, sepatu, alat dapur, supermarket dll.

Jika saya boleh berpendapat, bahwa perilaku ibu rumah tangga (yang bekerja di rumah dan karir di kantor) dipengaruhi oleh tampilan media. Sikap, tindakan dan pilihan seorang ibu rumah tangga tanpa sadar dipengaruhi oleh koran, majalah, teve yang dia baca dan lihat. Di Yunani setiap ibu rumah tangga dari strata sosial bawah hingga atas, memilih memasak sendiri hidangan di rumah untuk keluarganya. Jika pun memilih pergi ke restoran hanya sekedar sebagai rekreasi yang dilakukan pada hari Sabtu atau Minggu saja. Dan hal tersebut tidak dilakukan setiap minggunya. Ada beberapa TKI yang saya wawancarai, mengatakan bahwa dalam hal masak-memasak majikan mereka melakukannya sendiri. Kecuali majikan yang milyuner seperti raja kapal, dia mempunyai tukang masak khusus di rumahnya. Gaji tukang masak berkisar dari 1500 euro (tenaga kerja Philipina) hingga ribuan euro bagi seorang chef.

Semakin banyaknya warung, restoran dan penjaja makanan kaki lima di Indonesia, Jakarta khususnya mencerminkan bahwa mayoritas masyarakatnya memilih membeli hidangan yang sudah jadi. Tidak perlu repot memasak, tidak bingung memilih resep dan meracik bumbu dan rasanya pasti enak (apalagi dengan tambahan msg; monosodium glutamat di Eropa dilarang dijual). http://www.becomehealthynow.com/article/dietbad/32/

Jika saja tayangan sinetron dari pagi hingga larut malam bisa digantikan satu program yang menampilkan acara kuliner, saya yakin akan banyak pemirsa di Indonesia yang berterima kasih. Khususnya mereka para ibu rumah tangga yang peduli akan gizi dan kesehatan keluarganya. Saya juga yakin ribuan chef Indonesia akan mendapat penghargaan yang layak, walau tidak harus bersaing dengan para pengusaha pemilik warteg (warung Tegal), warpad (warung Padang), warsun (warung Sunda) atau warbal (warung Bali) dan warlom (warung lombok) dll. Tidak harus wajah ahli kuliner terkenal yang tampil di layar kaca teve Indonesia. Seperti halnya di Yunani. Banyak stasiun teve memilih pembawa acara masaknya, hanya seorang anak muda ataupun ibu rumah tangga. Jika tampil chef hanya sebagai tamu saja. Sehingga biaya produksi tidak mahal.

Jika dianggap membeli tayangan kuliner asing lebih murah dibanding produksi sendiri. Bisa saja jenis sinetron yang tidak mendidik, digantikan dengan program lingkungan. Di Sky teve Yunani setiap hari ada program tentang bahaya limbah, perusakan lingkungan dan masalah hutan, dll. Indonesia negara kaya sumber daya alam. Hanya saja tidak pernah dipedulikan oleh para pembuat program teve di negeri ini.

Semoga suatu saat saya bisa menikmati sarapan pagi sambil melihat acara kuliner ataupun acara yang bermanfaat di layar kaca. Masyarakat Indonesia yang sehat dan tidak sakit-sakitan. Tidak melihat banyak antrian di puskesmas dan rumah sakit.

Megara, 16 April 2009.

Selasa, 31 Maret 2009

There is No Moslem Cemetary in Attikis (Tidak ada Kuburan untuk Muslim di Athena dsktnya)


Akhirnya ada juga anggota parlemen Yunani yang berani bertanya tentang kebebasan beragama di negara bekas jajahan Turki ini. Secara mau sholat berjamaah di daerah sekitar Attikis (Yunani bagian tengah) sangat sulit menemukan mesjid. Tidak ada mesjid yang legal dan berizin dibangun di Athena dan kota sekitarnya. Penganut agama Islam harus sholat di tempat tertentu secara illegal.

Hingga baru-baru ini pemerintah memberikan sangsi denda sebanyak 60.000 euro dan 30.000 euro (total 90.000) karena pemilik bangunan di Athena menggunakan rumahnya untuk tempat sholat tanpa izin dari pemerintah. Tahun 2000 telah keluar izin mendirikan Islamic center dan mesjid di daerah Peania, tetapi proyek ini dibatalkan oleh pemerintah setempat. Justru di tempat yang sama dibangun gereja.

Demikian juga jika seorang muslim meninggal dunia di wilayah Attikis (Athena dsktnya) maka tidak akan ada kuburan bagi mereka. Biasanya jenazah diterbangkan ke wilayah utara Yunani yaitu daerah Komotini, Xanthi yang tersedia kuburan buat orang Islam. Di wilayah Komotini dan Xanthi ini saja yang terdapat banyak mesjid, sebab penduduknya sebagian keturunan Turki. Wilayahnya juga berbatasan langsung dengan Turki. Biaya untuk menerbangkan jenazah ke wilayah paling utara Yunani ini berkisar antara 3000-5000 euro. Besar biaya sama saja dengan biaya membawa pulang jenazah ke negeri asal, jika dia seorang pendatang.

Saya sudah pesan pada suami, jika saya menjadi jenazah nanti mohon diterbangkan saja ke negeri tercinta. Namun besar harapan saya agar parlemen di Yunani peduli mengenai kebebasan beragama dan suatu waktu nanti ada kuburan buat orang Muslim, Buddha, Hindu ataupun Shinto. Jika dibandingkan dengan negara anggoat Uni Eropa lainnya, memang Yunani sangat ketinggalan dalam hal kebebasan beragama. di Perancis ada 2000 tempat sholat dan 12 mesjid. Di Norway, Rusia, Jerman, Malta dll sudah ada beberapa mesjid dibangun. Lengkap pertanyaan anggota Parlemen Periklis Korovesis sebagai tertuang dibawah ini.


In Athens, where 700 000 Muslims of all nationalities live, there is neither a mosque nor a Muslim cemetery, making Greece the only country in Europe that has not taken care of this. This practice opposes Article 13 of the Constitution and Article 9 of the European Convention for the Human Rights that clearly state “the freedom of religious conscience is unhindered”.Understandably, the Muslims in Athens feel the sense of rejection as they have no ability to pray, get married, and have a funeral service with dignity. As a result, this brought the existence of over 50 unofficial praying places in the region, often located in undergrounds and garages.Just recently, the Prefecture of Athens fined the owner of an underground building at Nea Ionia 60 000 euro and 30 000 euro because he used it as an unofficial mosque without special permission of a “bethel”, allowing Muslims of the area to pray there.There were significant local protests from the immigrants who opposed the prefecture as well as Greek inhabitants and authorities, demonstrating on Saturday February 7th at a massive movement in this small area (more than 1000 people) asking for a proper place to conduct religious tasks, which is a right registered by the constitution. However, the decision of the prefecture and the reactions on behalf of the immigrants is not new. Thirty years have passed since the first claim in 1976 was lodged for building a mosque in Athens from the Arabic embassies, when all Greek governments projected several barriers in order not to proceed to its fulfillment.Meanwhile, in other countries like Sweden, there are five mosques, 150 praying places and 10 Muslim cemeteries; in France there are 2000 praying places and 12 mosques when the cemeteries (except for one Muslim cemetery established in 1930) where it is obliged to have place of burying Muslims; in Norway (Oslo) the mosque was established in 1980, in Poland (Gtansk) in 1989, in Russia (Moscow) in 1912, in Scotland (Glascow) in 1983, in Portugal (Lisbon) in 1988, in Malta in 1978, in Ireland (Dublin) in 1978, in the UK there is the biggest Muslim cemetery in Europe and many mosques.In 1983 the Greek state was committed to construct a mosque in Marousi, but this did not work due to the reactions of the local authorities. In 2000 the law 2833 was including the establishment if an Islamic Cultural Centre and Mosque in Peania with expenses that the Saudi Arabian Government would cover. This project was cancelled and in the very same place they realized that was already been built an orthodox church!In October 2006 the Ministry of Education presented a draft law for building a mosque at Eleonas, a feasible project in harmony with the protected green of the area. The decision remained inapplicable because at the area that was given for the mosque is located navy base and the transfer of that means that 5 000 000 euro should be found. Although the Muslim Community was willing to offer that amount, this offer was not accepted, for it is the obligation of the Ministry of Defense to provide the funds to the Navy.The Muslim Association of Greece sent a recent letter (27.01.09) to the Minister of Education and Religions asking to fulfil the governmental commitments and accusing the ministry’s palinodes twice for losing the necessary documents for the realization of this project.Similar luck seems to have the permanent claim of the Muslims for the establishment of the Muslim cemetery in Athens, for which we have lodged a question (number of lodgment 1334/15.7.2009).Despite of the bestowal of the field at the area of Schisto for the establishment, and the commitments of the Ministry of Foreign Affairs that was authorized as a coordinator of the engaged authorities, no procedure has proceeded. Hence, since the Muslims of Attica have no official mosque, nor a cemetery, nor a religious scholar who will be under a law to practice their religious rituals, they are forced to move their dead to Thrace or abroad with a huge economic cost for the family, that rates even 5000 euro (for Pakistan).For the construction of the Muslim cemetery in Schisto, the Muslim Association of Greece has sent a letter again to the Minister of Internal Affairs on 27.01.2009, asking for intervention, as far as the bureaucratic procedures of the local authorities are concerned for the following reasons:
All these are unprecedented for an elemental democratic country and equals to “Islamophobia” and discrimination if the Islamic civilization;
The pertinacious non-immigration policy of the governments has created a suffocating place of living for Muslim immigrants and refuges that are in Greece, insulting fundamental and obvious human rights of every civilised country;
The immigration stream of the last decade has definitively changed the face and composition of the Greek society affecting even its deeper structures, transforming it to multicultural and religious differentiation, which in fact compels changes in point of vision, criteria and methods.
The ministers are asked:
What is the status of the procedures for the construction of the Eleonas mosque and what are the obstacles of moving the navy base, the cost of the moving etc.
Have the funds been found by the Ministry of National Defense for the move of the navy base from the area of Eleonas?
In which point are the procedures for the establishment of the Muslim cemetery in Shisto? Is the topographic survey of the area that was expected to be completed within a two months period starting from July 2008, according to the response that was given to us by the Deputy Minister of foreign affairs Theodoros Kassimis?
Has the transfer of the proprietary title of the area been made by the Church of Greece to the local authority in charge of the Muslim cemetery?
Are the procedures of the Ministry of Zoning and Public Works finished as concerning the zoning of the cemetery area?
How do they think to improve the conditions of religious freedom and equity, having in mind the condition that has prevailed in Greece and in Europe, in order to reduce the distance that separates our country from the rest of Europe?
Which constitutional preconditions they think to create will allow all religious communities to enjoy the internationally acknowledged equity of rights and parity for the religious rights?
Athens, March 26, 2009Member of ParliamentPeriklis Korovesis

Minggu, 08 Maret 2009

Metode Loci

"The basic difference between an ordinary man and a warrior is that a warrior takes everything as a challenge, while an ordinary man takes everything as a blessing or a curse."
~ Carlos Castaneda
Author and Shaman Philosopher

Saya menemukan sendiri jawaban mengapa skor test IQ ketika saya masih duduk di bangku SMA berbeda dengan hasil test ketika saya mengikuti test kenaikan pangkat saat bekerja di BUMN.Juga hasil test skor IQ berbeda saat saya sudah berumur 40 tahun. Intinya ada kenaikan IQ skor test.

Jawabannya sederhana saja. Bahwa IQ bertambah seiring dengan semakin banyaknya otak
menyerap berbagai ilmu dan bertambahnya pengalaman saya. Zaman saya SMA saya belum tahu banyak bagaimana caranya mengingat sesuatu secara cepat dan benar.

Salah satu metode yang masih digunakan hingga saat ini adalah metode Loci. Bahkan metode ini masih digunakan oleh beberapa lembaga untuk mentest daya ingat seseorang.
Saya masih ingat ketika melakukan screening test menjadi pegawai Depkes, pernah diminta untuk menyebutkan benda apa saja yang saya lihat dalam ruangan test. Saya belum kenal metode loci tetapi cara saya menjawab sudah menganut paham Loci.



The human memory has the ability to hear a 100-digit number or more once and then repeat it forwards and backwards. It has the ability to memorize a Shakespearean play word for word or memorize the stats of every baseball player for the last 100 years. And the human memory has the capability to meet 100 people in 20 minutes and recall every single name!

Now, the question is, are you doing these things? If not, the reason is simply that you have not been trained to. Two thousand years ago a Greek named Simonedes developed a memory method called “Loci.’ With this method, Simonedes numbered locations in his home. He started in the doorway and then logically proceeded around his home. He reviewed these items so many times mentally that if you asked him what was number 25 then he could instantly tell you what piece of furniture that number corresponded to.

These 25 objects were actually mental files for Simonedes. Then if he had a list of items he wanted to recall, he would place them mentally on these objects in his home. Let's say that you are a professional who wants to give a speech without notes. Simply turn the key points into pictures and then file them to your “house files.’ When you are called upon to speak, simply mentally walk through the house and give your talk without notes.

Minggu, 25 Januari 2009

Declaration Greek Artists for Gaza Rally


Greek Artists' Declaration About Palestine and the Savage Israeli War on Gaza

ccun.org, January 25, 2009



Open to International Artists

ARTIST’S RALLY FOR CULTURE

Dear colleagues,

The secretariat of the Artist’s Rally fir Culture calls upon all artistic unions and foundations, as well as individual artists, to pronounce the 29th of January 2009 as a Day of Solidarity action to the Palestinian People. All artists are asked to get their talent down to the streets!

The idea is that on the 29th of January all kinds of artistic activities will take place in the streets of the world, in order to demonstrate our solidarity to the Palestinian struggle for freedom. We suggest that the attached declaration be adopted as a basis for our common action. Signatures of both the presenting artists and the audience will be gathered under the declaration that will afterwards be given to the United States and Israeli embassies, the Palestinian diplomatic mission in Greece , as well as the European Union office and the United Nations.


The signs can sent to email at this address kinsyskal@yahoo.gr

Colleagues Greetings

Athens , The secretariat of the Artist’s Rally for Culture

DECLARATION


This genocide (genoctony) of unprecedented size and ferocity, against the long and severely suffered Palestinian people is – at the moment taking place at full scale; right in front the eyes of an astonished humanity.

The enormous war – machinery of the State of Israel for some decades now, is systematically exterminating the UNARMED and starving people of Palestine .

Four million Palestinians are being confined within a military camp, the largest ever known in history, after the last international war. 800 kilometers of cement wall encircled by electrically charged wise and cables, plus a severe embargo established along time ago, are daily driving to misery and humiliation a whole people.

The assault squads of Israel – imitating the relevant German SS practice – exercise night raids against Palestinians hoses and kill plain civilians no matter what their age is thus, exterminating whole families, under only vague suspicion, that the victims were sympathizers of the Palestinian Resistance – Fighters.

Joint arrests and assassinations of unarmed people, in cold blood, comprise a daily practice which remind us the blockades and assassinations of innocent civilians just for reasons of retaliation, by the German armed – forces, during the occupation of Greece, in 40’s.

The USA, together with the governments of the EU Countries are desperately trying, to equalize the strongest ever TERRORIZING Institution named “State of Israel” to the sporadic activities of Palestinian people.

This by itself, is obvious and apocalyptic of the imperialists well organized political schedule so as, it‘ll never be a United, independent Palestinian State and Palestinian People shall only have to spread and lose themselves into neighboring, pro-American, Arabian States.

On this historical moment, the Palestinian People gain the reputation, as Universal Symbol of the struggle for Liberty , Independence , Honor and Dignity.

The only hope for the Palestinian People is the active support of global Peoples’ Movements.

Let us net, anyone of us, remain indifferent and uninvolved against the Genoctony, executed nearby, which constitutes the biggest crime against humanity.

We call and ask, ALL OF US, to demonstrate simultaneously, in the form of an International rally,

FOR:

· Withdraw immediately and without terms all the Israeli forces from the Gaza Strip.

· United, Free, Durable, Independent Palestinian State , with East Jerusalem becoming its Capital City .


ARTIST’ RALLY FOR CULTURE
Athens Greece
http://kallitechnes.yooblog.gr
kinsyscal@yahoo.gr

Jumat, 09 Januari 2009

HAMAS BETWEEN LOVE AND HATE COLLIDE




"I would fight my own brother if he took over my home. I don't fight Jews because they are Jews. I fight them because they have stolen and arrogated my land, home and orchards and condemned my people to everlasting misery," Syekh Ahmad Ismail Yassin (founder HAMAS).





Seminggu sudah serangan brutal zionis Israel ke wilayah Gaza yang dihuni sekitar 1,5 juta penduduk. Mayoritas penduduk Gaza adalah para pengungsi Palestina yang terusir dari tanah airnya yang sekarang diduduki oleh Zionis dan dikenal sebagai Israel .



Kebanggaan saya sebagai bangsa Indonesia bertambah, ketika kemarin di saluan tv internasional disebutkan Indonesia tidak punya hubungan diplomatic dengan Israel . Para demonstran di Jakarta berdemo di depan Kedubes USA . Dan langkah ini sangat tepat, sebab bagaimana pun USA adalah pendukung nomor satu bagi Israel . Pesawat tempur F-16 yang canggih buatan US digunakan untuk menggempur dan membunuh anak-anak dan wanita tak berdaya di Gaza . Walau pun perjanjian penjualan penggunaan F-16 tidak boleh digunakan untuk menyerang kaum sipil.



Setelah serangan melalui bombardir udara. Penghancuran mesjid, sekolah, terowongan dan rumah penduduk. Maka kini Israel mulai menyiapkan pasukannya melalui daratan. Jonathan Cook jurnalis independent kebangsaan Inggris yang menetap di Nazareth dan penulis buku “Dissappearing Palestine” menulis dalam artikelnya bahwa warga Israel sendiri pun takut akan perang. Para orang tua di Israel sangat ketakutan jika anak-anak mereka dipanggil untuk maju ke medan pertempuran di Gaza menghadapi pejuang Palestina.



Sebaliknya pejuang Palestina yang sering saya lihat di layar kaca, mereka hanya bersenjatakan batu (intifada) dan tak gentar menghadapi serbuan tank Israel yang modern. Pamor Hamas semakin naik dan banyak mendapat simpati dari berbagai pihak. Sebab penyerangan Zionis Israel terhadap Gaza adalah juga penyerangan terhadap bangsa Palestina.





Israel kini secara frontal hendak menghancurkan Hamas, setelah upaya adu domba zionis terhadap bangsa Palestina melalui adu domba antara Fatah dan Hamas tidak berhasil. Walau pun kontak senjata tahun lalu antara Hamas dan Fatah sempat menimbulkan korban. Kedua kelompok ini diundang oleh Raja Saudi untuk berdamai di Riyadh .



Mahmoud Abbas pemimpin Fatah sekaligus Presiden Palestina, tidak dapat berbuat banyak untuk menghentikan pertumpahan darah di Gaza . Mesir yang selalu mendukung perjuangan rakyat Palestina kini pun seolah tidak peduli akan penderitaan tetangganya. Mesir menutup perbatasannya agar para pengungsi yang sebagian besar wanita dan anak-anak Palestina tidak dapat menyelamatkan diri lagi.





Di hari ke-enam serbuan sudah mencapai lebih dari 410 orang terbunuh dan lebih dari 2070 orang cedera. yang terbunuh selalu saja ada penggantinya. Seorang dokter sukarelawan dari Swiss di Aljazeeera tadi malam mengatakan bahwa seluruh penduduk Gaza yang berjumlah 1,5 juta dalam keadaan terancam kematian dan kelaparan.





Perjuangan bangsa Palestina melawan penjajahan dan kekejaman Israel tidak akan pernah berhenti. Upaya Israel melenyapkan bangsa Palestina tidak akan pernah berhasil. Di hari ke-empatbelas serbuan sudah mencapai lebih dari 790 orang terbunuh, 3300 orang cedera dan ratusan dalam kondisi kritis. Beberapa tokoh elit Hamas gugur. Termasuk DR Nizar Rayan beserta istri dan lima anaknya yang rumahnya digempur oleh pesawat jet Israel .

Minggu, 04 Januari 2009

Demo Gaza di Athena


Sabtu siang di bawah hujan rintik dan cuaca dingin yang menusuk tulang, ribuan pendatang Arab dan orang Yunani berjalan membawa spanduk. Spanduk “Kato heri apo Gaza”. Artinya “Turunkan tangan dari Gaza” atau “Stop penyerbuan atas Gaza.” Selain itu mereka juga mengusung bendera Palestina. Disamping spanduk ani Amerika para pendemo juga memegang sebelah sepatu mereka. Meniru lemparan sepatu buat Bush yang dilakukan jurnalis Iraq.


Ribuan orang yang berdemo ini terdiri dari kalangan birokrat, akademis, mahasiswa, pedagang bahkan tokoh partai politik Yunani.
Perjalanan aksi demo yang dimulai dari kampus (Panistimio) berakhir di depan Kedubes Israel. Para pendemo membakar bendera Israel. Sempat terjadi pelemparan batu dan benda lainnya yang tujuannya untuk merusak bangunan kedubes zionis. Namun segerombolan polisi yang berjajar rapat berhasil mencegahnya. Hingga menjelang malam masih tampak ratusan orang yang berjalan di sepanjang jalan Kifissia.

Demo juga berlangsung di Inggris. Dari kalangan aktifis kemanusiaan, selebritis seperti Annie Lennox hingga anak-anak Inggris turun ke jalanan. Mereka semua prihatin dan sedih melihat sebagian besar korban warga Palestina adalah wanita dan anak-anak.

Resolusi PBB agar Israel menghentikan serangannya, kembali di veto oleh USA. Alarabiya memberitakan 30 tentara Israel yang memasuki Gaza semalam cedera dan dua diantaranya tewas. Dikabarkan Israel mengerahkan 10 ribu tentaranya untuk serbuan ke Gaza. Setiap tentara dibekali senjata otomatis, masker dan berbagai perlengkapan modern bagaikan tentara Amerika di Iraq.

Tahun 2006 diakui oleh dunia bahwa kemenangan ada di pihak Hizbullah. Saat itu Israel menyerang dengan bombardir dan serbuan darat ke Lebanon. Tadi malam saat ditanya oleh Christian Amanpour, menteri dalam negeri Israel mengatakan bahwa hal yang sama tidak akan terjadi di Gaza. Para pemimpin Israel optimis mereka dapat merebut Gaza dari Hamas.


Israel boleh saja berlindung dibawah kekuasaan US karena lobby Yahudi. Simpati seluruh dunia tertuju ke penduduk Palestina yang berjumlah 1,5 juta. Hal ini bisa dilihat dari semaraknya demo di seluruh dunia. Walau jurnalis dilarang masuk ke Gaza oleh Israel. Fakta dan berita perkembangan di Gaza dapat kita akses secepatnya.

Majalah Asosiasi Sosiologi Amerika bulan September 2008 “Sosiologi Kontemporer” dan artikel Yehouda Shenhav bahwa menurut survey 80% Sosiolog kebangsaan Israel mendukung pendudukan terhadap Palestina. Saya juga merasa galau dengan hasil presentasi seorang ilmuwan politik Israel (dari Universitas Hebrew) di Universitas Queens Belfast bulan Nopember lalu dalam panel Agama dan Perubahan Sosial. Ahli ilmu politik ini membenarkan kolonisasi wilayah West Bank mencontoh ide dari kolonisasi Amerika terhadap penduduk asli Amerika (Indian) dan juga pembunuhan massalnya.



Artikel yang dimuat di Cybersabili.com

MENGAPA TAK ADA YANG MENGHENTIKAN ISRAEL?

Zionis Israel yang semena-mena kembali lagi melakukan serangan ke Gaza . Tadi malam di salah satu stasiun tv Yunani disiarkan langsung wawancara pertelepon dari Gaza . Situasi yang semakin memburuk akibat Gaza terisolasi. Tidak ada bantuan yang bias masuk ke sana . Obat-obatan habis dan persediaan darah di rumah sakit juga tidak ada.



Tadi malam pesawat tempur Israel masih menghujani Gaza dengan bom. Akibat bom tampak Gaza menjadi merah membara. Korban yang berjatuhan kebanyakan anak-anak dan wanita yang tidak dapat melarikan diri.





Jika Anda ingat serangan sadis Israel yang dipimpin oleh Olmert tahun 2006 terhadap Lebanon . Saat itu alasannya karena dua orang tentara Israel terbunuh oleh Hezbollah. Setelah lebih dari 1200 orang Lebanon dan Palestina terbunuh dan perjanjian yang menekan Lebanon maka perang dihentikan.



Kini Israel kembali membuat alasan untuk melakukan perang frontal. Akibat seorang Israel terbunuh dan korban di pihak Palestina sudah mencapai lebih dari 300 orang. Penduduk Gaza baik yang muslim maupun non muslim tampak tunggang langgang lari menyelamatkan diri. Wanita terseok-seok lari sambil menuntun anaknya. Korban terkena bom yang kehilangan kaki, tangan dan bahkan kepala yang terbentur sangat banyak sekali.



Mesir yang berdekatan dengan Palestina diminta untuk membuka perbatasannya. Agar para pengungsi dari Palestina bisa masuk menyelamatkan diri. Sehari sebelum serangan menteri luar negeri Israel bertemu dengan menlu Mesir.



Negara-negara Arab hanya bisa mengecam serangan tersebut. Demikian Uni Eropa dan Inggris. Namun tak ada daya saat ini yang bisa menghentikan serangan Israel yang menjajah Palestina puluhan tahun.



Pemimpin Hezbollah; Hassan Nasrallah hanya bisa bersiap siaga jika serangan Israel akan melebar ke Lebanon . Amerika dalam transisi kepimpinan masih ditangan Bush seolah serangan ini sebagai hadiah bagi Bush yang selalu mendukung Israel .