Rabu, 15 Oktober 2008

Frankfurt Buchmesse 60 Years

A book is like a garden carried in the pocket. ~Chinese Proverb


Saat ini sedang berlangsung pesta buku di Bali dan di Jerman. Ubud Writer Festival yang diadakan setiap tahun di Bali oleh pelopornya Jeannette De Nefe. Di Jerman berlangsung Frankfurt Buchmesse yang merayakan ulang tahun ke-60 ajang bergengsi pesta buku dunia. Keduanya berlangsung tanggal 15 hingga 19 Oktober 2008.

Festival buku di Frankfurt merupakan pameran buku terbesar dunia. Ajang pertemuan industri buku seluruh dunia. Ajang tempat para penulis yang ingin mempromosikan bukunya dan menjual hak ciptanya. Atau penerbit yang menjual hak cetak buku-buku yang diterbitkannya ke penerbit di luar negaranya. Bahkan juga ajang perkenalan budaya dari negara yang berbeda-beda. Sebab sejak tahun 1988 Frankfurt Buchmesses memperkenalkan guest of honor (tamu kehormatan). Tahun 2008 ini tamu kehormatan dari Turki. Berbagai acara akan ditampilkan oleh rombongan dari Turki.

Juga akan ditemukan banyak buku made in Cina. Artinya banyak buku dari penerbit yang berada di UK dan US bahkan negara Eropa mencetak bukunya di Cina. Sehingga harga buku bisa lebih murah harganya. Saya pernah membandingkan sebuah buku kuliner dijual 50 euro dengan isi hanya beberapa halaman. Sedangkan ada buku berisi banyak foto-foto full color hidangan makanan sebanyak 304 halaman hanya dijual 18 euro saja. Kedua buku tersebut dijual pada toko buku yang sama.

Terlepas dari hebohnya ajang festival buku yang bergengsi tersebut. Beberapa waktu yang lalu saya sempat mendaftar ingin mengadakan peluncuran buku di Ubud Writers Festival. Biaya dikenakan oleh panitia sebesar Rp3 juta untuk penulis Indonesia dan Rp4juta untuk penulis luar negeri. Imbalannya disediakan tempat di arena dan masuk agenda UWF. Ada snack dan minuman anggur (wine) buat para tamu sejumlah 80 orang. Saya sudah mendaftar, tetapi akhirnya saya batalkan ikut UWF.


Hal ini disebabkan pengalaman saya ketika mengadakan peluncuran buku di Bali tahun 2007. Saya mengadakan diskusi di dua tempat. Di Kampus Sastra Unud dan di toko buku Toga Mas yang mempunyai arena luas semacam padepokan disebelah toko itu.

Tahun ini saya memilih mengadakan peluncuran buku di Jakarta dan kota lainnya daripada di Bali. Sebab target saya ingin buku laris dan cepat habis cetakan pertamanya. Sehingga akan dicetak edisi kedua dan selanjutnya oleh penerbit.

Jika saya boleh berpendapat minat baca masyarakat Bali belum sekuat minat baca khalayak di Jakarta. Indikator yang saya gunakan adalah Jakarta tentu saja sebagai ibu kota negara, sangat kompleks.

Hasil sensus 2006 yang tertulis di Jakarta Dalam Angka 2007; kelompok usia 20-24 dan 24-29 adalah sebagai jumlah terbesar bagian dari penduduk Indonesia. Ada lebih 2 juta orang kelompok usia ini. Hal ini berarti mereka yang sedang kuliah dan sudah bekerja termasuk di dalam kategori kelompok usia tersebut. Tentu saja mereka lah yang dapat membeli buku dan mampu mengeluarkan uang untuk beli buku dari kocek sendiri.
Daya beli masyarakat Jakarta tentulah lebih tinggi dibandingkan kota lain. Apalagi Bali. Masyarakatnya lebih mengutamakan membeli perlengkapan ibadahnya berupa bunga-bunga segar dan buah-buahan untuk dibawa ke kuil daripada membeli buku. Jika buku berbahasa Inggris tentu saja akan laku di Bali. Sebab akan dibeli oleh para warga negara asing yang menetap di Bali. Namun jumlahnya sedikit dibanding pangsa pasar di Jakarta.

Tahun 2008 ini saya fokuskan melakukan promosi buku di Jakarta. Semoga buku kedua saya yang bermanfaat bagi kesehatan laris dan dapat dicetak oleh Hikmah Mizan. Agendakan dalam catatan Anda tanggal 8 Nopember 2008 di Blizt Thamrin Jakarta acara peluncuran buku Hidangan Favorit Ala Mediterania.


Megara, 15 Oktober 2008

Tidak ada komentar: