Jumat, 03 Oktober 2008

Berlebaran Menyusuri Mesjid Peninggalan Sultan Ottoman



If the laws of government are not combined with the principles of wisdom, and the bonds of force not combined with the laws of truth, they will not be fruitful among the mass of the people.
~ Beddiuzzaman Said Nursi 1878-1960, Turkish Islamic Thinker



Jelang Lebaran, Senin 29 September 2008 saya sibuk menelepon beberapa kantor Dubes asing yang berasal dari Timur Tengah dan Africa. Saya ingin kepastian kapan diadakan Sholat Ied berjamaah. Sebab anak-anak harus minta izin libur dari rsekolah jika besok lebaran. Jawaban yang saya terima, "Kami menunggu, tampaknya bulan Syawal muncul nanti malam. Kami tidak bisa memastikan kapan Ied Mubarak," jawab seorang diplomat dari Mesir dan Syria
.

Berbeda dengan negara Timur Tengah. Ketika saya menelpon Kedubes Turki di Athena. Jawaban pasti saya terima, "Besok Selasa bayram Ied Fitr."

Ganbar Mesjid di Athena Peninggalan Ottoman


Saya masih kurang sreg, maklum gaya mantan peneliti masih melekat. Harus terima data valid. Saya kembali menghubungi Mufti atau Imam mesjid di daerah Utara Yunani. Imam dari Komotini saya tanya mengenai kapan jatuhnya 1 Syawal tahun ini. Kembali ditegaskan bahwa besok jam 8.30 pagi akan diadakan Shalat Ied di Komotini, Xanthi dan Turki.

Dari website IOL saya mendapat kabar bahwa masyarakat muslim di Macedonia, Serbia, Slovenia, Kosovo, Bulgaria, Turki dan Libya merayakan Idul Fitri hari Selasa besok.
Sedangkan European Council for Fatwa mengumumkan 1 Syawal jatuh pada hari Rabu.



Senin malam saya mendapat telepon dari istri ketua Islamic Center di Athena. Anna Stamou orang Yunani asli, sebab kakek nenek dan seluruh keluarganya keturunan asli Yunani. Nama keluarga Stamou merupakan nama Yunani yang sangat banyak keturunannya. Sama halnya dengan Papadopulous, yang saya kira hanya ada satu pemilik nama ini. Sebab saya melihat banyak biscuit di Yunani dijual berasal dari pabrik Papadopulous. Sehingga ketika ada seseorang bernama keluarga tersebut, saya kira dia pemilik pabrik biskuitnya. Ternyata nama keluarga dimiliki oleh ribuan orang Yunani dengan nama yang sama.

Anna Stamou jika dilihat selintas mirip orang Arab. Kenyataan jika wanita Yunani memakai kerudung dan berbaju jubah mereka mirip orang Arab. Suaminya Naim Al Ghandour adalah seorang saudagar tekstil dan berasal dari Mesir.

“Tati tie kanis?” terdengar suara Anna diseberang telepon setelah mengucapkan salam.
“Alhamdulillah Anna, ola kala,” jawab saya.
“Tati alhamdulillah avrio Idul Fitr. Kita akan melaksanakan Sholat Ied di bekas pacuan kuda. Di daerah Siggrou, rumah sakit Nasio belok kanan,” demikian penjelasan Anna yang usianya sama dengan suami saya. Anna masih tampak muda di usianya 38 tahun.
Saya biasanya berbahasa Inggris dengannya namun kali ini dia tidak membalas bahasa Inggris saya. Dia tetap berbahasa Yunani.

Mesjid satu-satunya yang ada di Athena merupakan pusat kebudayaan Arab dan Yunani. Mesjid tersebut dibangun dibekas pabrik oleh para pendatang Arab dengan bantuan dana dari Saudi Arabia. Mesjid ini tidak dapat menampung 5000 pendatang dari Timur Tengah dan Asia.

Walau pun sebelumnya pembangunan mesjid direncanakan di daerah Spata yang dekat dengan bandara internasional El Benizelos. Pembangunan mesjid ini ditentang banyak orang Yunani. Sehingga tidak ada izin pembangunannya.

Sedangkan mesjid yang dibangun oleh Sultan Ottoman di tahun 1834. Terletak di jantung kota Athena. Di bawah Acropolis. Mesjid ini pun tidak dizinkan dibuka. Melainkan dialih fungsikan menjadi musium keramik. Bagi setiap turis yang masuk membayar tiket 3 euro.


Setelah Senin malam itu saya mendapat kabar kepastian 1 Syawal 1429 di Yunani. Saya langsung menelpon ke rumah Pak Iwan, staff dari KBRI. Saya sampaikan bahwa Idul Fitri di Yunani jatuh hari Selasa, sesuai keputusan Islamic Center di Athena.

Ada sejumlah 5000 orang imigran muslim di wilayah propinsi Attikis. Biasanya tiap tahun memadati stadion Olimpiade untuk melakukan Shalat Ied. Namun tahun ini lokasi pindah.


Selasa pagi saya jagakan anak-anak diwaktu subuh. Bahkan si bungsu yang berusia 3 tahun dijagakan walau pun terasa berat sebab tidurnya sangat nyenyak. Waktu Subuh di Yunani mulai jam 5.57 hingga 7.23 pagi. Sebab diakhir Oktober dimulainya musim dingin jam akan dimundurkan satu jam.

Berangkat ke Athena kami semua semangat sekali. Anak-anak terlebih semangat sebab mereka senang jika diajak ke Athena yang ramai. Maklum Megara sebuah kota kecil yang sepi. Megara merupakan daerah perkebunan zaitun dan kacang pistachio serta peternakan telur ayam. Saya membeli telur untuk membuat kue lebaran langsung dari peternakannya.Selain harganya lebih murah dan telurnya lebih segar. Dibanding telur yang dijual di Supermarket.

Anak-anak saya sudah tahu jika diajak Sholat Ied mereka senang. Terlebih mereka akan bertemu banyak anak-anak muslim lainnya. Juga ada hadiah lebaran bagi anak-anak yang diberikan oleh perkumpulan orang Arab di Yunani.

Suami saya walau pun orang Yunani asli namun dia tidak tahu lokasi letak pastinya bekas pacuan kuda. Sebab daerah Athena belum cukup dikenalnya. Disebabkan sejak kecil dia dibesarkan di Amerika. Dan ketika lulus sekolah langsung kerja di berbagai negara. Ada kemiripannya dengan orang Minang yang senang merantau.

Akibatnya kami harus banyak bertanya sana sini mengenai lokasi Sholat Ied. Tidak seperti tahun sebelumnya lokasi sholat Ied Adha maupun Sholat Ied Fitr selalu dilaksanakan di stadion Olimpic yang megah. Dengan sewa per jam sekitar 3000 euro. Lokasi bekas pacuan kuda ternyata adalah tempat parkir mobil para pekerja. Banyak gedung perkantoran selain rumah sakit besar di daerah itu. Tempatnya sangat terbuka. Hampir mirip parkiran timur Senayan di Jakarta. Namun pacuan kuda ini terlihat tidak seindah parkiran di Senayan.

Syeikh Muhammad Herzollah asal Palestina yang didatangkan dari Mesir bertindak sebagai imam dan khatib Sholat Ied. Tampak ibu-ibu orang Arab membawa bayi dengan kereta dorong. Banyak juga remaja wanita hadir. Namun selalu setiap tahun jemaah Sholat Ied lebih banyak kaum prianya. Kutbah berbahasa Arab saya kurang paham artinya.

Namun ada keprihatinan kali ini. Setelah selesai sholat dan kutbah bubar. Banyak polisi imigrasi menyetop dan memeriksa paspor dan surat izin tinggal. Para pekerja imigran dari Mesir, Pakistan, Bangladesh yang datang dari luar kota Athena seperti kami. Mereka naik KA atau bus. Warna kulit para imigran yang lebih gelap mudah dikenali oleh polisi. Mereka diperiksa di stasiun KA dan bahkan di jalan-jalan umum.

Kamu muslimin di Yunani juga merayakan Idul Fitri dengan saling bersilaturahmi. Tatap muka selepas Shalat Ied diantar para imigran. Di Yunani dan negara Eropa lainnya hari besar agama Islam tidak ada libur.




Hari ketiga Lebaran, kami sekeluarga wisata ke Nafplio. Nafplio adalah ibu kota pertama Yunani di zaman kuno. Kota ini banyak peninggalan sejarahnya. Sama halnya dengan sejarah panjang Nafplio sejak zaman kuno hingga modern.



Walau pun saya pernah ke Nafplio sebelumnya. Namun baru tahun ini dapat melihat dari dekat mesjid peninggalan Turki. Mesjidnya masih tampak kokoh terletak ditengah lapangan yang disebut Platia Syndagma (lapangan konstitusi). Walau pun disekelilingnya sudah dibangun toko-toko. Bahkan mesjid diubah fungsinya menjadi teater. Melihat kedalam mesjid, sudah hilang kesan bahwa bangunan tersebut tempat Sholat. Interior dalam mesjid diubah. Dibangun banyak ruangan bersekat, seperti kamar-kamar. Bagian depan mesjid yang berupa pilar-pilar ditutup dengan semen.


Sedangkan dibagian belakang mesjid masih dipelihara bekas tempat wudhu. Nampak diatas tempat air mengalir ada doa sebelum berwudhu dalam kaligrafi Islam. Kaligrafi yang dibuat diatas batu marmer alam. Bahkan tempat diatas keran juga ada tulisan Arab seperti tampak pada gambar.





Dua orang turis yang sedang memperhatikan tempat wudhu saya ajak bicara. Saya jelaskan bahwa situs bersejarah ini adalah bagian dari mesjid. Dan kaligrafi diatas keran adalah doa berwudhu. Turis itu mengucapkan “ Happy Ied Mubarak!” Saya kaget dan bertanya apa agamanya. Ternyata kedua turis asal Jerman itu walaupun kulit putih ternyata beragama Islam juga. Kami sempat berbincang sejenak di depan situs mesjid yang sudah alih fungsi tersebut.

2 komentar:

Mohammad Rizal mengatakan...

Assalamu'alaikum ibu yang berada di negeri asing, selamat hari raya dari saya di Jakarta. Mohon maaf lahir dan batin, semoga ibu & keluarga bahagia, selamat sejahtera di negeri orang.

Pagi ini begitu membuka internet, saya membaca tulisan ibu tentang Yunani, tempat di mana Islam dahulu berdaulah, tempat yang menjadi saksi keagungan agama ALLAH yang dibawa oleh Rasul-Nya SAW, penghulu para rasul yang mulia.

Hati saya begitu tersentuh membaca tentang (bekas) masjid Kekhalifahan Utsmani itu. Suatu masa sekitar 550 tahun lampau, seorang orang Tuhan yang menjadi khalifah Utsmani, Muhammad Al Fatih, telah membuktikan janji Rasulullah SAW bahwa Konstantinopel akan ditaklukkan oleh sebaik-baik raja, sebaik-baik tentara dan sebaik-baik rakyat. Pengaruhnya masih terasa hingga zaman ini walaupun musuh-musuh Islam berusaha sekuat mungkin menghilangkannya.

Guru kami sering menceritakan tentang gemilangnya Islam di zaman Sultan Muhammad Al Fatih. Di mana Islam menjadi center of excelence, pusat rujukan dunia ketika itu, baik untuk hal kemajuan ruhani (akhlak, tasawuf), maupun lahiriah (kemakmuran masyarakatnya). Beliau sendiri pernah beberapa kali mengunjungi Turki dan tinggal beberapa lama di sana dan mempunyai kawan-kawan ulama besar di sana. Guru kami tak henti-hentinya memberi kami semangat bahwa Islam telah dijanjikan akan bangkit lagi di akhir zaman oleh Rasulullah SAW. Bangkitnya bukan melalui terorisme, bukan melalui kekerasan, bukan pula melalui kekayaan, juga bukan melalui teknologi. Melainkan melalui TAQWA. Persis seperti kisah para rasul, para nabi dan orang-orang Tuhan yang mendapat kejayaan melalui bantuan ALLAH disebabkan taqwa mereka. Insya ALLAH, kata Guru kami, masa itu tidak akan lama lagi akan tiba.

rakai_rizal@yahoo.com

hamidin krazan mengatakan...

Assalamu'alaikum
Semoga kebahagiaan Ibu beserta keluarga di negeri legenda semakin membimbing kepada takwa. Membaca kiat Ibu untuk mengetahui kepastian hari Idul fitri 1429 H, saya tertohok. Subhanallah! selama puluhan tahun ikut menjalankan ibadah sunnah shalat ied, hanya pasif mengikuti jadwal sesuai yang ditetapkan oleh pemerintah atau organisai keagamaan yang saya ikuti. Pokoknya cuma dua alternatif itu lah. Smentara dari tulisan Ibu saya termegap-megap mengikuti usaha Ibu untuk medapat kepastian kapan tibanya hari Ied etrsebut. terlepas karena tuntutan kedisiplinan hari libur. namun yang jelas sebagai warga Indonesia (yang notabene bukan pegawai negeri) saya malu hati. sEPERTINYA DI INDONESIA sebagian besar masyarakat muslim tidak begitu risau dengan kepastian hari raya. Toh selain libur hari raya, masih ada cuti bersama ditambah bolos kerja karena alasan macet di jalan dan lain-lain. Salam dari anak desa Pekuncen RT 02/1 Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah Indonesia 53164. wassalam http://www.atisaduso.blogspot.com