Jumat, 29 Februari 2008

Tetap Termotivasi Walau banyak Kendala

“The ancestor of every action is a thought.”
— Ralph Waldo Emerson

Saya sebut diri saya penulis pemula sebab sejak berhenti bekerja dari perusahaan milik negara dan pernah menjadi redaksi majalah kantor 7 tahun yang lalu, otomatis saya tinggalkan dunia menulis. Berkat tulis-menulis saya menemukan kembali sesuatu yang pernah hilang, dan berkat menulis saya punya nuklir motivasi yang meledak pada saat dibutuhkan ketika menulis ( hmm meledaknya di kepala saya sendiri ).


Hidup ini penuh rintangan, sering kita dengar kalimat tersebut. Bukan hidup saja yang penuh rintangan, motivasi itu sendiri punya banyak rintangan. Jika boleh saya berpendapat bahwa ada beberapa rintangan yang perlu diwaspadai agar motivasi tidak padam yaitu; pertama usia, kedua orang terdekat atau keluarga, ketiga lingkungan dan keempat diri anda sendiri.

Pertama, faktor usia: pernah suatu hari saya chatting dengan seorang seniman, ia bertanya berapa umur saya; lalu saya katakan usia saya sudah 39 tahun lebih. Lalu ia berkata, “ wah Mbak, tahu tidak usia saya baru 28 tahun”. Saya tafsirkan ucapannya ketika itu sebagai tantangan dan agar saya sadar bahwa saya sudah tua dan ia masih muda. Kemudian, saya jawab “ Life is begin at forty, dan target saya di usia 40 nanti buku saya sudah terbit dan bestseller”.

Bisa saja anggapan seorang yang berusia 20-an menganggap usia 30-an sudah tua dan bisa saja anak usia belasan menanggap orang yang berusia 20-an sebagai orang yang lebih tua. So what?

Bicara soal usia dan soal motivasi memang ada korelasinya, pernah disebutkan dalam istilah HR (kepegawaian) ada tipe “dead horse” artinya SDM yang sudah menjelang usia pensiun dan latar belakang pendidikan rendah ( dulu jaman orde baru kantor-kantor pemerintah masih bisa merekrut pegawai tamatan setingkat SMP) dan kebijakan perusahaan ketika itu tidak akan pernah mengirim “dead horse “ untuk mengikuti training atau pelatihan dari perusahaan yang biasanya diadakan bekerjasama dengan lembaga pendidikan tinggi, misalnya MM UI dll. Bahkan ada seorang motivator beken; Jim Rohn menulis artikel judulnya "Dont send your Ducks to Eagle School”, ia beranggapan lebih baik merekrut pegawai baru yang sudah punya motivasi daripada memberi motivasi. Saya tidak sependapat dengannya, sebab semua manusia bisa diberi motivasi asal punya kesempatan dan diperlakukan "equal".


Jaman sekarang berbeda, kecenderungan sekarang justru orang yang lebih tua usianya yang lebih termotivasi untuk awet muda, untuk hidup lebih lama. Bisa dilihat sepintas produk-produk obat awet muda laris di pasaran dalam negeri, bahkan di mancanegara. Padahal kalau mau jujur obat awet muda sebetulnya datang dari dalam diri , salah satunya banyak saja senyum akan awet muda dan juga senyum merupakan sedekah. Mengkonsumsi minyak zaitun asli sesendok tiap hari menurut pakar kesehatan obat awet muda, minum teh juga obat awet muda.

Banyak contoh orang yang sudah gaek masih kuat: presiden negara yang menjajah tanah Palestina, baru saja dilantik beberapa hari yang lalu sudah sangat gaek. Pemimpin Cuba Fidel Castro, masih tetap hidup. Orang tertua di dunia pemecah record dunia bisa mencapai usia lebih dari 110 tahun. Di Amerika ada nenek gaek usia 90 tahun masih nyetir mobil. Jadi jumlah usia bukan alasan untuk tidak perlu motivasi.

Kedua, keluarga atau orang terdekat bisa menjadi rintangan. Saya mengalami sendiri, ketika awal Maret lalu mulai menulis sebuah naskah buku pertama. Suami complain, anak rewel dan bahkan anak bungsu sempat kena demam. Semangat menulis dan motivasi ingin jadi penulis (author) harus menghadapi komentar-komentar orang terdekat yang terkadang jika kita tidak kuat mental bisa goyah. Justru dengan kendala ini saya lebih terpacu agar membuktikan pada mereka bahwa saya mampu menjadi penulis dan bisa mentraktir makan keluarga hasil dari tulisan.

Ketiga, faktor lingkungan; waktu yang terbatas, faktor ekonomi antara lain kenaikan biaya hidup, situasi dan kondisi lingkungan yang tidak mendukung dalam hal ini bisa saja lingkungan baru terkena bencana alam, kondisi politik yang tidak stabil, ada perang, ada kerusuhan, dll. Akibat bencana tsunami dan gempa di Yogya, memberi inspirasi seniman untuk lebih kreatif dan mengadakan pentas menggalang dana bantuan bagi para korban. Banyak blogger asal Iraq muncul sejak pecah perang Iraq yang memberi info langsung bagaimana sebenarnya yang terjadi disana. Hal ini menunjukkan motivasi mereka tidak padam walau dalam kondisi sesulit apapun.

Keempat, diri anda sendiri; “ ahh enggak mood nulis hari ini atau saya lagi enggak mood nih pergi ke seminar, paling sama aja ikut seminar apa enggak nanti juga bisa baca makalahnya”. Itu salah satu contoh rintangan yang datang dari diri sendiri. Contoh lainnya bisa anda renungkan masing-masing dan jangan pernah redup motivasi dalam diri anda.

Ada faktor lain yang saya abaikan yaitu faktor masyarakat, teman, atau kenalan bisa jadi penghambat motivasi, tetapi faktor ini bukan hal yang signifikan sebab dengan mudah kita dapat abaikan. Ingat pepatah Betawi “ Terserah deh ape katenye nyee, yang penting aye sek bodo’ teing”.

Tidak ada komentar: